Mohon tunggu...
Yulia Rahmawati
Yulia Rahmawati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa FISIP Universitas Airlangga Surabaya

Menulis adalah salah satu cara mengabadikan ingatan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta?

19 Juli 2022   18:07 Diperbarui: 19 Juli 2022   18:11 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setelah mengambil helm cadangan yang selalu Bunga bawa mereka menaiki motor bersama. Udara sore ini cukup menyegarkan dan sedikit mendebarkan jantung Bunga. Bunga tidak pernah sebahagia ini dibonceng oleh seseorang, mengapa dibonceng Raka seperti ada kupu-kupu yang menggelitiki perutnya. Asyik dengan pikiraanya, sampai-sampai Bunga tidak sadar kalau Raka tidak berjalan ke arah jalan rumah mereka.

"Loh, Rak. Kita mau kemana? Bukannya perempatan udah kelewat ?"

"Gue mau ajak lo kencan." Jawaban dari Raka sukses membuat jantung Bunga berdebar dua kali lebih cepat dan membuat otak Bunga sedikit blank.

"Hah? Gimana, gimana?" Bunga masih tak paham akan ucapan Raka.

"Yaelah Bung , gue mau ajak lo makan aja sih sambil jalan-jalan sore. Udah lama juga kita nggak jalan bareng gini lagi. Habisnya lo sibuk mulu deh sama penelitian-penelitian lo itu. Sok sibuk lebih tepatnya."

"Yeeeeeeeee, serah gue ya. Tapi iya sih kita lama ya nggak main bareng."

Setelah itu tak ada percakapan diantara mereka.  Raka sibuk dengan jalanan yang dilalui dan Bunga masih sibuk dengan kebingungan jawaban Raka "kencan" sebegitu besar efek kata kencan di pendengaran Bunga, sampai-sampai Bunga terus berdebar tidak jelas. Padahal Raka dan Bunga sudah lama berteman dan Raka sering menggombali Bunga. 

Namun, hari ini mengapa perkataan Raka tadi terdengar dahsyat bagi kesehatan jantung Bunga. Ah, Bunga menemukan jawaban mungkin kita jarang ketemu aja, jadi rasanya kaya beda aja. Iya jarang ketemu, ini pertamanya gue sama Raka jalan bareng lagi setelah sekitar 2 bulan gue cuma chatingan dan itupun jarang. Maklum tugas numpuk banget.

Raka mengehntikan motornya dan segera menarik tangan Bunga untuk menuju sebuah tempat dimana Bunga sendiri juga belum tahu kemana Raka akan menariknya. Ternyata tempat yang mereka datangi adalah bazar makanan yang diadakan oleh seorang food blogger terkenal. 

Raka tahu kalau Bunga adalah pecinta makanan. Tak jarang Bunga menabung untuk menghabiskan liburanya dengan kulineran . Jangan ditanya bagaimana ekspresi Bunga sekarang ketika melihat banner berukuran besar yang bertuliskan Bar Bar Bazar.

"Lo boleh beli apa aja, gue yang bayar." Raka menoleh pada Bunga dan menunjukkan senyum simpulnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun