Allaahu akbar allaahu akbar allaahu akbar. laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. allaahu akbar wa lillaahilhamd.
Gema takbir menyambut kedatangan hari Raya Idulfitri. Semua umat Islam di penjuru dunia merayakan dengan gembira. Alhamdulillah, kita sudah melewati puasa selama satu bulan penuh. Hari ini tiba saatnya menuju kemenangan, yaitu lebaran atau hari raya Idulfitri.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata lebaran adalah hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal setelah selesai menjalankan ibadah puasa saat bulan Ramadan. Lebaran berasal dari bahasa Jawa yang artinya ialah sudah-an atau setelah-an. Asal kata lebaran ini berasal dari “wis bar” yang berarti sudah selesai. Istilah lebaran digunakan untuk hari raya Idulfitri maupun Iduladha. Dalam kitab tafsir al-Thabari, idulfitri mempunyai arti proses penyucian diri dalam bentuk kejernihan berpikir dan berperilaku dalam keseharian.
Setiap menjelang lebaran tiba, semua orang mudik ke kampung halaman untuk berkumpul dengan keluarga merayakan lebaran bersama. Setelah menunaikan salat Id kita biasanya meminta maaf kepada keluarga, sanak saudara, teman, dan yang lainnya. Tak lupa bersilaturahim sekaligus meminta maaf kepada tetangga. Sebenarnya meminta maaf ini kewajiban atau tradisi?
Pertama, Tidak Ada Dalil Tentang Kewajiban Meminta Maaf Saat Lebaran
Dilansir dari www.risalahislam.com, tidak ada dalil Alquran atau hadits yang mewajibkan kita meminta dan mengucapkan "mohon maaf lahir batin" saat lebaran. Namun, tidak ada dalil yang melarangnya.
Berkata Al Hafidh Ibnu Hajar[Fathul Bari 2/446] : “Dalam “Al Mahamiliyat” dengan isnad yang hasan dari Jubair bin Nufair, ia berkata (yang artinya) : Para sahabat Nabi Saw bila bertemu pada hari raya, maka berkata sebagian mereka kepada yang lainnya: Taqabbalallahu minnaa wa minkum (Semoga Allah menerima dari kami dan darimu)”.
Masyarakat Indonesia mempunyai tradisi mengunjungi rumah ke rumah saat lebaran. Kemudian, mengucapkan mohon maaf lahir dan batin. Tradisi meminta maaf ini adalah tradisi baik.
Kedua, Meminta Maaf Tak Harus Menunggu Lebaran
Setiap manusia tak luput dari kesalahan. Kita dianjurkan untuk meminta maaf ketika melakukan kesalahan. Apa kita menunggu lebaran dulu baru meminta maaf? Tentu tidak bukan.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa telah melakukan kezaliman kepada saudaranya, baik menyangkut harga diri/kehormatan atau harta, maka pada hari ini hendaklah ia meminta dibebaskan (dihalalkan) sebelum datang hari di mana tidak berguna lagi dinar dan dirham. Apabila (orang yang berbuat zalim itu) mempunyai amal kebaikan/kesalihan, maka kesalihannya akan diambil untuk saudaranya sebesar kezalimannya kepadanya. Dan apabila ia tidak mempunyai amal kebaikan, maka dosa amal buruk saudaranya itu akan ditimpakan kepada,” (HR Bukhari).
Ketiga, Jadilah Orang Yang Pemaaf
Allah saja Maha Pemaaf atas segala dosa-dosa hamba-Nya, kita sebagai hamba tak mau memaafkan kesalahan sesama?
Jadilah engkau pemaaf dan serulah orang-orang mengerjakan yang makruf serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh”. (Q.S Al-A'raf : 199)
Seorang ahli psikologi dari Universitas Stanford California, Frederic Luskin melakukan penelitian tentang memaafkan kepada sejumlah orang. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa memaafkan akan membuat seseorang a.) lebih tenang hidupnya b.) tidak mudah marah atau tersinggung, dan mempunyai hubungan lebih baik dengan sesama. c.) Jarang mempunyai konflik dengan orang lain.
Sekali lagi Islam tidak pernah menyuruh umatnya meminta maaf di momen-momen tertentu. Meskipun moment meminta maaf yang biasa kita lakukan saat lebaran, alangkah lebih baik jika meminta maaf tak sekedar ucapan dan jabat tangan. Kemudian, memaafkan tak hanya sekedar di lisan saja. Momen meminta maaf saat lebaran ini bisa kita jadikan sebagai sarana instropeksi diri atas segala kesalahan yang sengaja maupun tak sengaja kepada orang lain. Dan kita berkomitmen untuk tidak mengulangi lagi di kemudian hari. Dan ketika kita melakukan kesalahan langsung meminta maaf. Selamat hari raya Idulfitri 1442 H. Taqaballahu minna waninkum
Referensi
https://www.risalahislam.com/2015/07/saat-lebaran-haruskah-saling-minta-maaf.html?m=1
https://www.google.com/amp/s/www.islampos.com/mengapa-kita-meminta-maaf-di-hari-raya-90993/%3famp
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H