Mohon tunggu...
Yulianto Satmoko
Yulianto Satmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Sederhana dalam berfikir

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Merangkak

14 April 2021   00:35 Diperbarui: 14 April 2021   08:54 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang lelaki berlari di jalanan

Mencemooh seseorang yang hanya berjalan pelan 

Sobat,  tidak bisa menambah kecepatan? 

Yang dipanggil Sobat  tertawa  penuh  keriangan

Hai pelari,  mengapa  banyak cakap  nian? 

Urusanmu apa  hingga bicara  demikian? 

Coba  lihat sepatu mu belepotan 

Si pelari  tersinggung dengan ucapan  si pejalan  pelan

Dia bilang itu karena  itu  untuk menyemangatkan

Wahai pelari,  berapa  umurmu sekarang?  Rasanya hidupmu lebih duluan

Pelari  berkata tentang  umur dan pengalaman 

Si pejalan  pelan menukas penuh  kekesalan

Wahai pelari  kurasa kita sama mengerti sedemikian

Semua dimulai dari merangkak saat masih kecil  nian

Berapa  lama kamu  lebih duluan berjalan? 

Sang pelari  yang jumawa pergi  dengan kemarahan

Mencoba  berlari  untuk menunjukkan kekuatan

Keangkuhan menyelubungi daya pikiran 

Terkilir kakinya  masuk ke terowongan kegelapan 

Kaki kebanggaan kesakitan 

Merangkak pelan mencoba keluar dari terowongan

Si pejalan  pelan mengulurkan tangan

Mari mencoba  berjalan pelan,  bersihkan sepatu mu yang sejak tadi  belepotan

Kata pejalan ,  berjalan pelan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun