Mohon tunggu...
Yulianto Satmoko
Yulianto Satmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Sederhana dalam berfikir

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Merak, Badai, dan Monar

11 April 2021   02:03 Diperbarui: 11 April 2021   03:25 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita  Fiksi.                                                                   Merak  menelan pil penenang terakhirnya.        

 Aku harus  berhenti,  ada penenang lain yang lebih manjur,  dia berkata sendiri. 

Penenang yang mengisi kekosongan  hatinya, yang pandai memujinya di kala jam tidur hampir tiba,  pria yang akan dia rebut dari wanita  lain,  pasangan sah pria  itu.  

Suaminya  bukan apapun  sekarang,  rasa sakit hati karena merasa diabaikan dan diacuhkan serta disalahkan atas tidak hadirnya buah hati  mereka,  menjadikan dirinya pendendam. 

Lalu  pria lugu dan sukses bekas teman sekolahnya itu hadir,  diantara  hari terbarunya,  membuat gairah baru bagi hidupnya,  uang  yang berkibar dan hidup  dengan masa  depan  cerah,  selaiknya berkibar  di depan  matanya. 

'Berapa  putrinya? "Tanya pria  itu dengan halus,  sangat  santun. 

" Satu tapi  masih  kecil,  saya terlambat melahirkan,  yah tetapi  sukurlah  saya sangat bahagia"

"Wah hebat  sekali"

Sejak itu sang pria menemani hari-harinya dengan saling japri. Dia tidak ingin pria itu mengetahui seluruh kebenaran hidupnya.  Dia berhenti mengunjungi psikiaternya.  Dia tidak ingin pria itu tahu  dirinya  mengonsumsi obat depresi.

Kadang dia dan suaminya datang ke kampung untuk  menjenguk ayahnya dengan menyewa mobil mewah  untuk sekedar menunjukkan  bahwa dirinya sukses dan bahagia,  padahal  Merak tahu persis suaminya  memiliki selingkuhan dan  bersikap  seolah Merak  tak ada artinya. 

Wa grup  teman lama itu  adalah kemenangannya.  Semua temannya tahu dia punya  butik di sebuah mal dan beberapa fashion   outlet,  seperti  kata dan ceritanya.  

Rumah mewah yang dihuninya dan kehidupan glamour ,  seperti  katanya.

Sebentar  lagi,  sesudah pandemi  ini,  hidupnya  yang baru dimulai.  Sang istri  pria idaman lainnya mulai  sakit-sakitan.  Begitu juga suami Merak. 

Monar akan menikahinya,  bukan dia jika tidak bisa merayu dan mencari  cara agar pria sukses yang  ternyata  dungu itu bisa dikelabuinya.  Dia sedang menghitung berapa  gaji pria  itu dan semangatnya membumbung tinggi.  

Lalu datanglah Badai itu,  bekas teman lamanya dan mereka bergabung bersama.  Merak merasa  ada sesuatu yang mengusiknya. Wanita  yang  baru hadir yang bahagia bersama anak dan pasangannya,  yang selalu gembira  dan rasa tidak  aman Merak, menyerbunya. 

Merak menyebarkan fitnah  bahwa wanita  itu tukang bohong dan segala omongannya tidak bisa dipercaya.  Semua temannya percaya.  Kartu As ada di tangannya,  dia berusaha menyingkirkan wanita  itu,  wanita  yang ia curigai mengetahui  semua kebohongan Merak. 

Monar terus membelanya, semua atas  aduan Merak,   bendera perang dikibarkan,  Badai  tidak  gentar,  dia mengetahui semua kebohongan  Merak dan semua kelicikannya,  dia tidak  peduli,  tetapi ketika Merak menuduhnya pembohong,  dia akan membuktikan siapa  yang berbohong. 

Seluruh anggota  wa grup  mendiamkan Badai,  kecuali beberapa  pria  yang memang tidak dekat dengan  Merak atau dipengaruhi. 

Lalu Badai jarang  muncul,  Merak dan Monar gembira  luar biasa,  rencana perselingkuhan mereka yang akan berakhir di pelaminan akan tanpa  halangan. Badai tidak akan membongkarnya. 

Lalu Badai muncul  lagi,  dengan keras kepala nya ,  membuat jengkel Merak yang tak berhasil menghalaunya . 

Dia membuat ultimatum dan pernyataan bahwa Badai lah yang membuat kelompok  itu tidak kompak. 

Anggota kelompok  mulai pecah,  setiap  perkataan Badai selalu masuk akal dan cerdas. 

Anggota kelompok  mulai  mengendus adanya hubungan Istimewa  antara Monar dan Merak,  acara kumpul  dan reuni bersama serta menginap  di hotel  adalah untuk  mengelabui pasangan Merak dan Monar.  

Lalu kabar terakhir di sebuah koran lokal,  seorang  istri dianiaya suaminya  karena ketahuan menyewa detektif untuk menyelidiki  selingkuhan suaminya,  bekas teman sekolah suaminya. Suami itu marah karena borok selingkuhannya yang ternyata berbohong  dibuka dan juga tidak tahu bahwa selingkuhannya  pernah sakit  jiwa.  Rasa marah dan kecewa  membuatnya  beringas.   Monar masuk penjara  bersamaan  dengan Merak yang melakukan penipuan  bisnis  terhadap  teman sekolahnya. 

Sementara itu Badai sedang bersantai di pegunungan,  mengamati koran lokal dan berita  di wa grup  dengan tak  percaya  bahwa instingnya benar.  Sayang sekali,  pikirnya,  harus berakhir  begini. Dia tidak  tahu kenapa Merak dan Monar  begitu  memusuhinya, padahal mereka dulu teman sekolah,  ternyata  ada yang takut rahasianya terbongkar.  Memangnya kenapa? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun