Mohon tunggu...
Feby Dwi Sutianto
Feby Dwi Sutianto Mohon Tunggu... -

a learner

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Berkunjung ke Kampung Bali di China

5 Juli 2017   22:22 Diperbarui: 8 Juli 2017   14:37 32671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Pertunjukan Seni Warga Kampung Bali Pada Sebuah Acara

Selain kendala di sisi ekonomi dan pasokan pangan, warga Kampung Bali yang anak-anak juga mengalami kesulitan dalam penyesuaian bahasa dan belajar.

Hal ini dialami oleh, Lim Dji San. Saat itu, ia baru berusia 12 tahun dan masih duduk di kelas 3 sekolah dasar di Kecamatan Seririt, Buleleng, Bali.

"Saya masuk di sini, ujian masuk. Saya nggak bisa Bahasa Tionghoa. Semua hitungan, pakai Bahasa Tionghoa, saya satu huruf saja nggak kenal. Saya nangis. Saya umur 12 tahun, saya minta masuk ke kelas satu, tapi gurunya bilang nggak bisa," jelasnya.

Namun berjalannya waktu, Lim Dji San akhirnya bisa mempelajari Bahasa Mandarin. Sebelum pensiun, ia berprofesi sebagai seorang guru.

Foto: Pertunjukan Seni Warga Kampung Bali Pada Sebuah Acara
Foto: Pertunjukan Seni Warga Kampung Bali Pada Sebuah Acara
Perhatian Pemerintah China: Diberi Pensiun sampai Dibangunkan Rusun

Setelah 56 tahun sejak kedatangan pertama kali, kini Tiongkok sudah berubah. Mereka ikut merasakan dampak positif perkembangan pesat dari perekonomian China.

Dahulu, mereka tinggal di tempat sempit, kini Pemerintah Tiongkok membangunkan hunian layak huni bertingkat atau mirip rumah susun. Bagi yang memiliki uang, warga Kampung Bali memilih membangun sendiri rumahnya.

"Ini bangunan yang bangunkan Pemerintah China," ungkap Lim Dji San yang menemami kami melihat rumah susun.

Kami juga sempat diminta mengunjungi salah satu rumah warga yang dibangun sendiri. Hunian pribadi tersebut milik pasangan The Chun Nio dan Koh Ho Ting. Dengan ramah, warga Kampung Bali yang berasal dari Buleleng ini menjamu kami. Di rumah mewah dan bersih ini, mereka tinggal berdua. Sementara, anak dan cucunya memilih tinggal di apartemen di pusat Kota Quanzhou.

Foto: Hunian Bertingkat yang Dibangun Pemerintah China
Foto: Hunian Bertingkat yang Dibangun Pemerintah China
"Saya biasa tinggal sama anak dan cucu di Quanzhou. Mereka tinggal di apartemen. Kalau kepengin, saya balik ke sini," ujar Koh Ho Ting.

Selain mendapat perhatian dari sisi infrastruktur, warga kampung Bali juga memperoleh uang pensiun. Uang pensiun diberikan bagi kaum pria dan wanita. Rata-rata mereka menerima uang pensiun paling sedikit RMB 2.000 atau setara Rp 4 juta per bulan dari Pemerintah China.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun