Sosiologi keluarga  menurut  Salvicion G Balion dan Aracelis Maglaya adalah kajian pengetahuan yang menitikberatkan pada kajian interaksi keluarga dalam perannya masing-masing, sehingga memiliki konsekuensi bagi pelestarian budaya melalui lembaga terkecil dalam masyarakat, yaitu keluarga (Clara dan Wardani, 2020).
Kenapa harus mempelajari sosiologi keluarga? Seperti yang kita tahu keluarga itu adalah kelompok terkecil di masyarakat, di mana masyarakat sendiri terdiri dari kelompok keluarga, untuk menciptakan masyarakat yang orang-orangnya berkualitas dan mandiri maka itu semua diawali dari keluarga, hal ini karena  keluarga adalah pendidikan pertama bagi seorang anak.Â
Dengan menciptakan keluarga yang baik maka akan tercipta masyarakat yang baik juga. Sosiologi keluarga sendiri mempelajari hubungan antar anggota keluarga, bagaimana peran-peran para anggotanya.Â
Apabila hubungan antar keluarga dan peran antar anggotanya dijalankan dengan baik akan tercipta keluarga yang baik. Namun sebaliknya ketika peran tidak dilakukan sebagaimana mestinya misalnya ibu dan bapak tidak bisa menjalankan perannya maka akan terjadi disorganisasi yang berimbas pada anggota keluarga lainnya sepeti anak.Â
Sedangkan sosiologi gender adalah sebuah kajian tentang gender dilihat dari perspektif sosiologi. Contohnya mengkaji tentang permasalahan dan isu gender dalam kehidupan sosial (Soedarwo, 2010).
Sosiologi gender hadir untuk mengatasi ketidakadilan gender yang ada di masyarakat. Khususnya pada perempuan yang lebih sering terjadi, seperti permasalahan beban ganda pada perempuan.
Â
Daftar Pustaka
Clara, E., & Wardani, A. A. D. (2020). Sosiologi Keluarga. UNJ PRESS.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia. Ketidak Adilan Gender. Diakses dari: https://kemenpppa.go.id/index.php/page/view/23#:~:text=Beban%20ganda%20(double%20burden)%20artinya,banyak%20dibandingkan%20jenis%20kelamin%20lainnya.
Soedarwo, V. S. D. (2010). Pengertian gender dan sosialisasi gender. Jakarta: Universitas Terbuka.