Mohon tunggu...
Yuliani
Yuliani Mohon Tunggu... Atlet - Mahasiswa

Silat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gangguan dalam perkembangan sosial

18 Januari 2025   20:11 Diperbarui: 18 Januari 2025   20:11 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

11.Ganguan dalam perkembangan sosial Gangguan dalam perkembangan sosial emosional dapat muncul pada berbagai tahap kehidupan, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Gangguan ini dapat memengaruhi kemampuan individu untuk memahami, mengelola, dan mengekspresikan emosi mereka, serta berinteraksi dengan orang lain dalam konteks sosial. Berikut adalah beberapa gangguan yang sering terjadi dalam perkembangan sosial emosional:

1. Gangguan Perilaku dan Emosional pada Anak

Anak-anak yang mengalami gangguan sosial emosional cenderung kesulitan dalam mengelola emosi mereka, berhubungan dengan teman sebaya, atau berinteraksi secara sehat dengan orang dewasa. Gangguan ini sering kali dapat mempengaruhi perkembangan sosial mereka di sekolah dan dalam kehidupan sehari-hari.

a. Gangguan Kecemasan Sosial (Social Anxiety Disorder)

Anak dengan gangguan kecemasan sosial merasa sangat cemas atau takut berada di situasi sosial. Mereka mungkin khawatir tentang penilaian negatif dari orang lain, sehingga menghindari interaksi sosial.

Gejala: Kesulitan berbicara dengan orang lain, rasa takut bertemu dengan orang baru, atau menghindari kegiatan sosial seperti pesta atau pertemuan sekolah.

b. Gangguan Perilaku (Conduct Disorder)

Anak-anak dengan gangguan perilaku menunjukkan perilaku agresif atau merusak terhadap orang lain, properti, atau aturan sosial. Mereka sering kali bertindak tanpa memikirkan konsekuensi dan kurang empati terhadap orang lain.

Gejala: Perilaku agresif, perilaku melawan otoritas, kelakuan merusak, atau tindakan kriminal seperti pencurian dan vandalisme.

c. Gangguan Emosional dan Perilaku Lainnya (Oppositional Defiant Disorder)

Anak-anak dengan gangguan ini sering menunjukkan sikap melawan, marah, dan sulit beradaptasi dengan aturan dan perintah dari orang dewasa.

Gejala: Membangkang, mudah marah, bertindak defiant terhadap otoritas, atau berperilaku sengaja mengganggu orang lain.

d. Depresi Anak (Childhood Depression)

Anak-anak dengan depresi mengalami perasaan sedih, tidak berharga, dan kehilangan minat terhadap aktivitas yang biasanya mereka nikmati. Hal ini dapat memengaruhi hubungan sosial mereka.

Gejala: Perasaan putus asa, menarik diri dari teman sebaya, gangguan tidur, atau masalah konsentrasi.

2. Gangguan Sosial Emosional pada Remaja

Remaja berada dalam tahap perkembangan yang sangat rentan terhadap gangguan sosial emosional karena mereka sedang berusaha membangun identitas diri, memahami hubungan interpersonal, dan mengelola emosi yang lebih kompleks.

a. Gangguan Kecemasan Umum (Generalized Anxiety Disorder)

Remaja dengan gangguan kecemasan umum mengalami kecemasan yang berlebihan tentang berbagai aspek kehidupan mereka, seperti sekolah, hubungan sosial, dan masa depan.

Gejala: Kekhawatiran yang berlebihan, kecemasan yang konstan, gangguan tidur, dan kesulitan berkonsentrasi.

b. Depresi Remaja (Adolescent Depression)

Depresi pada remaja sering disertai dengan perasaan kesepian, harga diri rendah, dan perasaan tidak berdaya. Remaja dengan depresi cenderung menarik diri dari interaksi sosial dan memiliki masalah dalam hubungan dengan teman sebaya dan keluarga.

Gejala: Perasaan sedih atau kosong, menarik diri, perubahan pola tidur atau makan, serta kurangnya minat dalam kegiatan sosial atau akademis.

c. Gangguan Penyalahgunaan Zat (Substance Use Disorder)

Penyalahgunaan zat pada remaja dapat berhubungan dengan masalah sosial emosional yang lebih dalam, seperti penghindaran stres, kecemasan, atau perasaan kesepian.

Gejala: Penggunaan alkohol atau narkoba secara berlebihan, masalah dengan kontrol diri, serta gangguan dalam hubungan sosial dan keluarga.

3. Gangguan Sosial Emosional pada Dewasa

Gangguan sosial emosional juga dapat berlanjut hingga masa dewasa, memengaruhi hubungan interpersonal, pekerjaan, dan kualitas hidup secara keseluruhan.

a. Gangguan Kecemasan Sosial (Social Anxiety Disorder) pada Dewasa

Dewasa dengan gangguan kecemasan sosial mungkin merasa takut atau cemas dalam situasi sosial atau saat berinteraksi dengan orang lain. Ini dapat menyebabkan mereka menghindari acara sosial atau interaksi penting lainnya.

Gejala: Kecemasan yang berlebihan tentang dipermalukan atau dinilai oleh orang lain, kesulitan berbicara di depan orang banyak atau berinteraksi dalam kelompok sosial.

b. Gangguan Kepribadian Antisosial (Antisocial Personality Disorder)

Gangguan ini ditandai oleh perilaku agresif atau manipulatif terhadap orang lain tanpa merasa bersalah atau bertanggung jawab atas tindakan mereka. Ini dapat mengganggu hubungan interpersonal dan kemampuan untuk berfungsi dalam masyarakat.

Gejala: Perilaku manipulatif, impulsif, tidak peduli terhadap norma sosial, dan sering berperilaku dengan cara yang merugikan orang lain.

c. Gangguan Kepribadian Borderline (Borderline Personality Disorder)

Individu dengan gangguan kepribadian borderline sering mengalami perasaan tidak stabil, impulsif, dan kesulitan mengelola hubungan interpersonal. Mereka cenderung memiliki perubahan mood yang cepat dan intens.

Gejala: Ketidakstabilan dalam hubungan, perasaan kosong atau tidak berharga, ketakutan ditinggalkan, serta perilaku impulsif seperti penyalahgunaan zat atau hubungan yang destruktif.

d. Gangguan Depresi Mayor (Major Depressive Disorder)

Gangguan depresi mayor pada orang dewasa sering memengaruhi kemampuan mereka untuk berfungsi secara sosial dan emosional. Perasaan terisolasi, putus asa, dan kehilangan minat pada kehidupan sehari-hari bisa menghalangi hubungan interpersonal yang sehat.

Gejala: Perasaan depresi, kehilangan minat, gangguan tidur atau makan, serta kesulitan dalam menjaga hubungan sosial atau pekerjaan.

4. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Gangguan Sosial Emosional

Beberapa faktor yang dapat memengaruhi timbulnya gangguan sosial emosional meliputi:

Genetik: Beberapa gangguan sosial emosional, seperti kecemasan atau depresi, memiliki komponen genetik yang dapat meningkatkan risiko.

Pengalaman Masa Kecil: Pengalaman trauma atau pengabaian di masa kecil dapat memengaruhi perkembangan sosial emosional anak dan meningkatkan risiko gangguan di kemudian hari.

Lingkungan Sosial: Faktor lingkungan seperti stres keluarga, pengaruh teman sebaya, atau tekanan sosial dapat berkontribusi pada gangguan sosial emosional.

Faktor Biologis dan Kimia Otak: Ketidakseimbangan kimia di otak atau gangguan neurotransmitter dapat memengaruhi perasaan dan perilaku seseorang.

Kehilangan atau Perceraian: Kehilangan orang yang dekat atau perpisahan dapat memengaruhi stabilitas emosional seseorang, baik pada anak-anak maupun orang dewasa.

Penanganan dan Dukungan

Penting untuk mengenali tanda-tanda gangguan sosial emosional sedini mungkin dan memberikan intervensi yang tepat, seperti:

Terapi Psikologis: Terapi kognitif-behavioral (CBT) dan terapi perilaku dialektik (DBT) dapat membantu individu mengatasi masalah emosional dan sosial.

Dukungan Sosial: Dukungan dari keluarga, teman, atau kelompok pendukung sangat penting untuk proses pemulihan.

Pengobatan: Dalam beberapa kasus, pengobatan seperti antidepresan atau obat anti-ansietas dapat membantu mengelola gejala gangguan emosional.

Kesimpulan

Gangguan dalam perkembangan sosial emosional dapat berdampak pada kemampuan individu untuk berfungsi dalam hubungan interpersonal, baik di rumah, sekolah, maupun tempat kerja. Penting untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi gangguan ini dan memberikan intervensi yang tepat agar individu dapat mengelola emosi mereka dan membangun hubungan yang sehat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun