Mohon tunggu...
Yuliani
Yuliani Mohon Tunggu... Atlet - Mahasiswa

Silat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori empati dan merpati

18 Januari 2025   15:51 Diperbarui: 18 Januari 2025   15:51 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

7.Teori empati dan Martin Teori empati Martin Hoffman berfokus pada bagaimana empati berkembang sejak masa kanak-kanak dan bagaimana peran empati dalam moralitas manusia. Hoffman memandang empati sebagai kemampuan bawaan yang berkembang melalui tahapan-tahapan tertentu seiring dengan pertumbuhan dan pengalaman. Empati, menurut Hoffman, adalah respons afektif yang muncul ketika seseorang merasakan emosi yang sama atau mirip dengan emosi yang dialami orang lain.

Pengertian Empati Menurut Hoffman

Empati adalah kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain, termasuk berbagi emosi orang lain dan mengalami emosi tersebut seolah-olah kita berada dalam situasi yang sama. Empati tidak hanya sekadar mengidentifikasi emosi orang lain tetapi juga melibatkan respon emosional yang selaras.

Tahapan Perkembangan Empati Menurut Hoffman

Hoffman menyusun empat tahap perkembangan empati dari masa bayi hingga dewasa. Setiap tahap menunjukkan kemampuan yang lebih kompleks dalam memahami dan berbagi emosi dengan orang lain.

1. Empati Global (0-1 tahun)

Pada tahap ini, bayi tidak dapat membedakan antara diri mereka dan orang lain. Ketika mereka melihat orang lain dalam keadaan kesusahan atau sedih, mereka mungkin juga merasa terganggu tetapi tidak dapat mengidentifikasi emosi itu berasal dari luar diri mereka.

Contoh: Bayi menangis ketika mendengar bayi lain menangis, tetapi mereka belum memahami bahwa tangisan itu adalah dari bayi lain.

2. Empati Egocentris (1-2 tahun)

Anak-anak mulai menyadari bahwa orang lain adalah individu yang terpisah dari diri mereka sendiri, tetapi mereka masih memproyeksikan perasaan mereka sendiri ke orang lain.

Contoh: Ketika melihat orang lain sedih, anak mungkin memberikan benda yang menurut mereka membuat dirinya merasa lebih baik, seperti memberikan mainan kepada orang yang sedang sedih, meskipun mainan itu mungkin tidak relevan bagi orang tersebut.

3. Empati untuk Perasaan Orang Lain (2-3 tahun)

Pada tahap ini, anak-anak mulai menyadari bahwa orang lain memiliki perasaan dan emosi yang berbeda dari mereka sendiri. Mereka dapat merasakan empati dengan lebih tepat, menyadari bahwa orang lain mungkin membutuhkan respons emosional yang berbeda.

Contoh: Anak mungkin mencoba menghibur orang lain dengan cara yang lebih relevan, seperti memberikan pelukan kepada teman yang sedang menangis.

4. Empati untuk Kondisi Umum Orang Lain (5 tahun ke atas)

Anak-anak mulai memahami bahwa empati tidak hanya terkait dengan keadaan emosional saat ini tetapi juga terkait dengan kondisi hidup orang lain secara umum. Mereka mulai memahami bahwa pengalaman hidup seseorang (seperti kemiskinan, penyakit, atau kesedihan yang berkepanjangan) bisa memengaruhi perasaan mereka dalam jangka panjang.

Contoh

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun