Berbagai pengalaman dan pemahaman yang ku dapatkan aku terapkan di sekolah. Aku menggerakan sekolah sesuai Kurikulum merdeka. Aku tidak melihat statusku sebagai honor atau bukan, namun aku harus berfokus pada peserta didik. Meskipun banyak cobaan baik dari luar sekolah atau bahkan dalam sekolah itu sendiri aku tetap semangat tanpa terpuruk sedikitpun. Nah Itulah penggalan kisahku.
Walau aku belum ASN, namun semua pengorbanan kedua orangtuaku tidak akan aku sia-siakan. Aku akan terus berjuang dan semangat demi mereka. Aku sangat bersyukur Allah memberikan kemudahan disetiap langkahku. Sekali lagi aku katakan kepada kalian semua jangan pernah malu memiliki orangtua seorang petani. Tapi malulah ketika kita tidak pernah mencoba. Malulah ketika kita tidak mau berusaha dan tidak berguna.
Meskipun aku telah sukses menjadi sarjana dan seorang guru, aku tetap mengakui bahwa aku anak dari seorang petani. Aku anak petani yang bersyukur dan terus belajar agar dapat meraih cita-cita dan sukses. Aku membuat kedua orangtuaku bangga atas diriku. Aku tunjukkan kepada dunia bahwa anak seorang petani berhak mendapatkan kebahagiaan dan kesuksesan. Terimakasih ayah. Terimakasih ibu. Aku menyayangi kalian lebih dari apapun. Doakan terus anakmu ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H