Mohon tunggu...
Yuliana Puspita Sari
Yuliana Puspita Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - tetap tersenyum

selalu berusaha menjadi yang lebih baik lagi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengembangan UMKM di Gampong Karang Anyer Kota Langsa

22 Maret 2021   13:43 Diperbarui: 22 Maret 2021   14:04 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Keywords:  Cassava chips, UMKM development

PENDAHULUAN

            Singkong atau yang sering disebut dengan ubi merupakan salah satu jenis tanaman umbi-umbian yang pertama kali dikenal dan dikembangkan di Brazil dan Paraguay didaerah Amerika Selatan (Azwar, 2010). Di Indonesia singkong pertama kali diperkenalkan oleh bangsa portugis yang membawa tanaman tersebut dari Brazil pada abad ke 16, namun baru ditanam dan dibudayakan secara komersial pada tahun 1810.

            Saat ini, singkong merupakan salah satu makanan alternatif yang sering dikonsumsi masyarakat luas sebagai sumber karbohidrat pengganti beras. Hal ini dikarenakan di Indonesia, produksi singkong mencapai kurang lebih 20 juta ton per hari, singkong juga merupakan penghasil terbesar petani setelah padi. (Putri & Hersoelistyorini, 2012)

Berdasarkan hasil observasi peneliti mengenai usaha keripik yang sedang dijalani diketahui bahwa UMKM memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan pendapatan masyarakat terutama di kalangan masyarakat bawah (Sudarma, 2013). Tidak hanya itu, UMKM juga memiliki peran yang sangat pentingl terhadap perekonomian Indonesia. UMKM dapat menyediakan lapangan pekerjaan bagi orang lain dan membantu masalah-masalah ekonomi dan  sosial. Oleh karena itu, peningkatan kualitas UMKM sangat penting untuk menunjang kelangsungan hidup UMKM itu sendiri.

Selain itu berdasarkan hasil observasi penulis pada produksi keripik singkong di Gampong Karang Anyer juga diketahui bahwa alat pemotong singkong yang digunakan saat ini masih menggunakan pisau, sehingga hasil potongan singkong terlihat kurang rapi dan ketebalan keripik juga tidak sama serta membutuhkan waktu yang lama. Dapur produksi keripik singkong juga terlihat kurang higienis, tungku yang digunakan untuk menggoreng keripik terlihat kotor dan tata peletakan alat-alat dapur yang belum rapi. Selain itu pemasaran keripik singkong di gampong Karang Anyer saat ini juga masih secara offline yaitu pembeli datang langsung ke tempat penjualan keripik singkong, menurut penulis alangkah lebih baik apabila pemasaran diperluas juga secara online yaitu dengan melakukan promosi-promosi di media sosial agar penjualan keripik singkong dapat dikenal dan diminati di luar-luar daerah. 

METODE 

            Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara yang dilakukan kepada pemilik UMKM Keripik Singkong di Gampong Karang Anyer Kota Langsa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan penulis diketahui bahwa UMKM keripik singkong di Gampong Karang Anyer merupakan UMKM unggul yang ada di Gampong Karang Anyer. Namun ada beberapa  hal yang menurut penulis dapat dikembangkan di waktu yang akan datang yaitu;

  • Pembuatan alat pemotong singkong elektrik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun