David A. Kolb pencentus teori pembelajaran Experiential Learning Theory (ELT) yang lahir di New York AS tahun 1939. Kolb melakukan penelitian di bidang kepentingan dan publikasi yang berfokus pada pengalaman belajar secara holistik dan perubahan sosial individu, pengembangan karir dan eksekuti serta pendidikan professional. Istilah Experiential Learning Theory untuk menekankan experience (pengalaman) berperan sangat penting pada proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini adalah mengajak siswa untuk memandang secara kritis, masalah yang di temui sehari-hari dan malakukan penelitian sederhana untuk mengetahui yang terjadi dan menarik kesimpulan.
Divid Kolb membuat model pembelajaran dengan dua macam model yaitu observasi ekperimentasi-refleksi aktif dan pengalaman konsep abstrak-konkret. Ia adalah seorang filusuf beraliran humanistik yang melihat pada perkembangan manusia. Pendekatan yang dilakukan adalah melihat suatu kejadian bagaimana manusia membangun dirinya melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan positif inilah yang dinamakan sebagai suatu potensi manusia dan erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang terdapat pada kemampuan afektif. Model pembelajaran ini mengaktifkan peserta didik untuk membangun pengetahuan dan keterampilan melalui pengalaman secara langsung. Tujuan kegiatan pembelajaran ini adalah mempengaruhi peserta didik dengan 3 cara yaitu :
- Mengubah struktur kognitif peserta didik
- Mengubah sikap peserta didik
- Memperluas keterampilan-keterampilan peserta didik yang sudah dikuasainya
Ketiga bagian tersebut saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lainnya, sehingga tidak terpisah dan membuat kegiatan pembelajaran menjadi efektif. Jadi ELT adalah tindakan untuk mencapai sesuatu berdasarkan pengalaman langsung yang bermakna kepada orang lain yang dipandu dengan refleksi dan sekaligus menganalisis sehingga peserta didik tidak hanya belajar tentang konsep saja. Kegiatan yang dapat dilaksanakan adalah dengan cara bermain, bermain peran, simulasi, diskusi kelompok yang merupakan kegiatan kombinasi mendengar, melihat, dan mengalami.
Kegiatan pembelajaran dibagi menjadi 4 tahapan yaitu:
- Tahapan pengamatan konkret (CE), yaitu peserta didik belajar menggunakan perasaan dan mementingkan pada pengalaman konkret dalam hubungannya dengan sesama peserta didik.
- Tahap pengalaman aktif dan reflektif (RO), yaitu peserta didik belajar dari pengamatan yang dilakukan kemudian menilai dari berbagai sudut pandang peserta didik.
- Tahap Konseptualisasi (AC), yaitu peserta didik belajar melalui pemikiran dan berfokus pada analisa logis, perencanaan sistematis, dan pemahaman intelektual dari masalah yang di hadapi.
- Tahap eksperiental aktif (AE)Yaitu peserta didik belajar menggunakan tindakan, kuat dalam melaksanakan tugas, berani mengambil resiko dan mempengaruhi orang lain.
Teori belajar ini lebih melihat pada perkembangan kepribadian manusia dan berfokus pada potensi manusia yang menemukan dan mengembangkan kemampuan. Sangat tepat diterapkan pada materi pembelajaran yang bersifat membentuk kepribadian, perubahan sikap dan analisis terhadap perubahan sosial. Memberikan peran kepada guru sebagai fasilitator dan menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar.
Ada empat gaya belajar pada teori ini yaitu
- Diverger, gaya belajar yang merupakan kombinasi dari perasaan dan pengamatan, pendekatan belajar cenderung mengamati dan bukan bertindak.
- Assimilator, merupakan kombinasi dari berpikir dan mengamati. Â Memiliki kelebihan dalam memahami berbagai sajian informasi serta merangkumnya ke dalam suatu format yang logis singkat dan jelas.
- Converger, merupakan kombinasi berpikir dan berbuat, unggul dalam menemukan fungsi praktis dari berbagai ide dan teori.
- Accommodator, merupakan kombinasi dari perasaan dan tindakan, memiliki kemampuan belajar yang baik dari hasil pengalaman nyata yang dilakukan sendiri.
Dalam model pembelajaran Experiential Learning Theory ada beberapa hal yang harus diperhatikan
- Guru harus menyusun rencana-rencana pengalaman belajar yang bersifat terbuka dan memiliki hasil
- Guru wajib memberikan rangsangan dan motivasi kepada peserta didik
- Peserta didik belajar secara individu maupun kelompok berdasarkan pengalaman
- Peserta didik ditempatkan pada situasi nyata yaitu dapat memecahkan masalah
- Peserta didik aktif berpartisipasi dalam pengalaman, membuat keputusan sendiri, menerima konsekuensi berdasarkan keputusannya
- Seluruh peserta didik diberikan kesempatan menceritakan kembali apa yang dialami dalam kegiatan pembelajaran untuk menambah pengalaman belajarnya.
Beberapa hal yang harus dipahami guru dalam memahami model pembelajaran ELT adalah
Strategi pembelajaran melalui pengalaman berpusat pada peserta didik yang berorientasi pada aktivitas.
Penekanan dalam strategi pembelajaran melalui pengalaman adalah proses belajar bukan hasil belajar peserta didik
Guru dapat menggunakan strategi pembelajaran dengan baik di luar kelas maupun di dalam kelas.
Teori ini juga memiliki kelemahan, masih sedikit yang menerapkan teori ini, model ini memiliki cakupan yang luas sehingga membutuhkan waktu yang relatif panjang sedangkan kelebihannya adalah dapat meningkatkan rasa percaya diri dan semangat kerjasama, meningkatkan kemampuan berkomunikasi memecahkan masalah, dan pengambilan keputusan.
Jadi Model Experiential Learning Theory lebih menekankan pada keaktifan siswa dalam pembelajaran, siswa diberikan keleluasaan untuk menyampaikan pendapat sehingga nantinya akan berdampak pada hasil belajar dan guru berperan sebagai fasilitator.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H