Menurut Islam, manusia adalah  makhluk yang paling sempurna, ia diciptakan untuk menjadi kholifah di bumi, pada saat manusia dilahirkan ia membawa kemampuan-kemampuan yang disebut fitrah, fitrah inilah yang disebut dengan potensi Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan pendidikan, dalam Islam sangat dikenal adanya fitrah. Manusia dalam Al-Quran adalah makhluk yang dilahirkan dalam keadaan suci  pendidikanlah yang dapat mengubah dan menentukan manusia menjadi manusia yang konkrit.
Darinya kita dapat mengetahui, dan mengenal tentang berbagai macam konsep yang berhubungan dengan kehidupan, baik yang fisik ataupun yang non fisik. Satu dari sekian permasalahan yang dibahas dalam Al-Qur'an yang acap kali menjadi bahan kajian yang sering dinilai secara spekulatif, yang didasarkan pada pandangan yang sangat subyektif dan tidak disandarkan pada pegangan yang benar - benar bisa dipercaya yakni konsep tentang manusia.Â
Baca juga: Konsep Manusia Menurut Descartes
Konsep manusia adalah konsep sentral bagi setiap disiplin ilmu sosial kemanusiaan yang menjadikan manusia sebagai objek formal dan materialnya. Agar konsep manusia yang kita bangun bukan semata-mata merupakan konsep yang spekulatif, maka kita mesti bertanya pada Dzat yang mencipta dan mengerti manusia, yaitu Allah SWT, melalui Al-Qur'an. Lewat Al-Qur'an Allah memberikan rahasia-rahasia tentang manusia. Karenanya, kalau kita ingin tahu manusia lebih nyata, benar dan sungguh-sungguh, maka Al-Qur'an memberikan gambaran tentang manusia sebagai berikut :
a. Menggunakan kata yang terdiri dari huruf alif nun dan sin semacam insan, ins, atau annas
b. Menggunakan kata basyar.
c. Menggunakan kata bani Adam, dan zuriyat Adam.
Kata basyar berasal dari akar kata yang pada mulanya beraeti 'menampakkan sesuatu dengan baik dart indah ". Dari akar kata yang sama lahir kata basyar yang berarti kulit. Manusia dinamai basyar karena memiliki kulit yang jelas, dan berbeda dengan kulit binatang yang lain. Proses kejadian manusia sebagai basyar, melalui tahap-tahap sehingga mencapai tahap kedewasaan. Sebagaimana dijelaskan dalam al-Ruum: 20 yang artinya: "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya (Allah) menciptakan kamu dari tanah, kemudian ketika kamu menjadi basyar kamu bertebaran".
Kata insan terambil dari kata uns yang berarti jinak, harmonis, dan nampak. Kata insan dalam al-Qur'an digunakan untuk menunjukan Kepada manusia dengan segala totalitasnya, bisa Dan raga. Manusia yang berbeda antara sesorang yang lain. Â Animation perbedaan, fisik, mental, Dan kecerdasan.
 Asal Kejadian Manusia
Secara tegas dan gamblang Allah SWT melalui al-Qur'an al Karim menjelaskan penciptaan unsur manusia pertama (Adam a.s) yang diciptakan Allah dari materi (tanah) dan non-materi (ruh Ilahi) melalui proses. Akan tetapi tidak dijelaskan bagaimana proses itu belangsung.Â
Baca juga: Konsep Manusia dalam Worldview Islam
Demikian juga dengan tahapan-tahapan reproduksi manusia pertama tersebut yang hanya lebih banyak menjelaskan tahapan yang berkaitan dengan unsur tanahnya bukan unsur ruh Illahiyahnya. Melalui lsyarat penciptaan Adam a. s. yang dikemukakan dalam ayat-ayat yang berbeda dan pengertian yang berbeda pula ditemukan bahwa asal kejadian manusia tersebut sebagai berikut:
1. Bahwa Allah mendapatkan Adam dari tanah.
2. Pada ayat yang lain dijelaskan diciptakan dari tanah (thin) yang merupakan campuran tanah dengan air.
3. Ayat yang lain mengemukakan bahwa tercipta dari lumpur hitam yang diberi bentuk dan beeubah melalui proses udara.
4. Diciptakan dari tanah yang melekat (tanah liat) .
5. Diciptakan dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk
6. Diciptakan dari tanah kering seperti tembikar. (Najati, 1983)
Kemudian Allah SWT meniupkan ruh-Nya kepada materi tersebut sehingga. terciptalah Adam 'Alaihissalam, sebagaimana Firman-Nya dalam surah Shaad 71-72, artinya: Artinya: "Ingatlah ketika Rabbmu berfirman kepada Malaikat, Bahwa sesungguhnya aku akan menciptakan manusia dari tanah.Maka apabila telah aku sempurnakan kejadian nya dan aku tiupkan pada roh (ciptaan) ku maka hendaklah kamu bersujud kepada nya".
Pada ayat lain dijelaskan: "Dan ingatlah ketika Rabbmu berfirman kepada para malaikat, sesungguhnya aku akan meciptakan sesorang dari tanah liat yang kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan apabila Allah telah meyempurnakan kejadiannyaserta telah meniupkannya kepadanya roh (ciptaan) Ku maka tunduklah kalian kepadanya dengan bersujud".(al-Hijr 28-29)
Penjelasan tentang ruh dalam al-Qur'an al-karimpun dengan bebagai pengertian. Kata ruh yang dikaitkan dengan manusia terdapat dalam kontek yang bermacam-macam. Ada yang hanya dianugrahkan Allah kepada manusia pilihan-Nya seperti yang dijelaskan dalam surah al-Muk'min :15 "Dialah yang Maha Tinggi derajatnya, yang mempunyai 'arasy yang mengutus jibril dengan membawa perintah-Nya kepada siapa yang di kehendaki-Nya diantara hamba-hamba Nya supaya dia merperingatkan manusia tentang hari kiamat". Makna ruh yang mengisyaratkan penciptaan Adam "Alaihissalam adalah : " Ruh ciptaan-Nya, yang menjadikan manusia siap menerima sifat - sifat luhur dan loyal kepada kebenaran". (al-Bahi al-Khuli -1974).
Allah SWT mengingatkan bahwa ruh adalah urusan-Nya, sebagaimana firman-Nya: "Meraka bertanya kepadamu tentang ruh, katakanlah ruh adalah urusan Tuhanku, kamu tidak: diberi ilmu kecuali sedikit". (al-Israa '-85)
Selanjutnya Allah SWT dalam surah al-Mu'minun 12-14 menjelaskan tentang perkembangan kejadian manusia, artinya: "Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah), lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging dari segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk Iain. Maka Maha Sucilah Allah pencipta Yang Paling Baik".
Baca juga: Konsep Manusia "Plato"
Potensi dasar manusia dalam pandangan Ibnu Taimiyah adalah potensi bawaan yang ada dalam diri manusia yang dibawa sejak lahir. Potensi dasar tersebut mengarah kepada kebaikan atau hal-hal yang bersifat positif atas dasar naluri dan kecenderungan tauhid, yaitu naluri kepatuhan dan mengabdi kepada Allah tanpa ada kemusyrikan. Akan tetapi, dalam aktualisasi dan realisasinya dalam kehidupan nyata berkecenderungan menyimpang dari tujuan penciptaan manusia. Lingkungan sosial, sebagaimana diwakili oleh orang tua, yang menyebabkan anak menjadi orang Yahudi, Nasrani, dan Majusi. Di samping itu termasuk di dalamnya potensi 'Aql, potensi Ghadhab dan potensi Syahwat yang ada dalam diri manusia.
Implikasi adanya potensi dasar manusia menurut pemikiran Ibnu Taimiyah, maka sesungguhnya dapat diarahkan pada pembentukan filsafat pendidikan Islam yang lebih humanistikteosentric yang mana mengikuti aliran konvergensi. Jadi kepribadian individu merupakan hasil konvergensi antara sifat dasar sebagai sunnatullah, yakni fitrah, dengan pengaruh alam sekitar (lingkungan).
Daftar Pustaka :
- Dra. Suraga, Fadhilah, M.si, dkk. 2005. Psikologi Pendidikan Dalam Persepktif Islam. Jakarta : UIN Jakarta Press
- Ilyas Yunahar, Muhammad Azhar. 1999. Pendidikan dalam Perspektif AlQuran. Yogyakarta: LPPI Universitas Muhammadiyah
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI