Pada ayat lain dijelaskan: "Dan ingatlah ketika Rabbmu berfirman kepada para malaikat, sesungguhnya aku akan meciptakan sesorang dari tanah liat yang kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan apabila Allah telah meyempurnakan kejadiannyaserta telah meniupkannya kepadanya roh (ciptaan) Ku maka tunduklah kalian kepadanya dengan bersujud".(al-Hijr 28-29)
Penjelasan tentang ruh dalam al-Qur'an al-karimpun dengan bebagai pengertian. Kata ruh yang dikaitkan dengan manusia terdapat dalam kontek yang bermacam-macam. Ada yang hanya dianugrahkan Allah kepada manusia pilihan-Nya seperti yang dijelaskan dalam surah al-Muk'min :15 "Dialah yang Maha Tinggi derajatnya, yang mempunyai 'arasy yang mengutus jibril dengan membawa perintah-Nya kepada siapa yang di kehendaki-Nya diantara hamba-hamba Nya supaya dia merperingatkan manusia tentang hari kiamat". Makna ruh yang mengisyaratkan penciptaan Adam "Alaihissalam adalah : " Ruh ciptaan-Nya, yang menjadikan manusia siap menerima sifat - sifat luhur dan loyal kepada kebenaran". (al-Bahi al-Khuli -1974).
Allah SWT mengingatkan bahwa ruh adalah urusan-Nya, sebagaimana firman-Nya: "Meraka bertanya kepadamu tentang ruh, katakanlah ruh adalah urusan Tuhanku, kamu tidak: diberi ilmu kecuali sedikit". (al-Israa '-85)
Selanjutnya Allah SWT dalam surah al-Mu'minun 12-14 menjelaskan tentang perkembangan kejadian manusia, artinya: "Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah), lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging dari segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk Iain. Maka Maha Sucilah Allah pencipta Yang Paling Baik".
Baca juga: Konsep Manusia "Plato"
Potensi dasar manusia dalam pandangan Ibnu Taimiyah adalah potensi bawaan yang ada dalam diri manusia yang dibawa sejak lahir. Potensi dasar tersebut mengarah kepada kebaikan atau hal-hal yang bersifat positif atas dasar naluri dan kecenderungan tauhid, yaitu naluri kepatuhan dan mengabdi kepada Allah tanpa ada kemusyrikan. Akan tetapi, dalam aktualisasi dan realisasinya dalam kehidupan nyata berkecenderungan menyimpang dari tujuan penciptaan manusia. Lingkungan sosial, sebagaimana diwakili oleh orang tua, yang menyebabkan anak menjadi orang Yahudi, Nasrani, dan Majusi. Di samping itu termasuk di dalamnya potensi 'Aql, potensi Ghadhab dan potensi Syahwat yang ada dalam diri manusia.
Implikasi adanya potensi dasar manusia menurut pemikiran Ibnu Taimiyah, maka sesungguhnya dapat diarahkan pada pembentukan filsafat pendidikan Islam yang lebih humanistikteosentric yang mana mengikuti aliran konvergensi. Jadi kepribadian individu merupakan hasil konvergensi antara sifat dasar sebagai sunnatullah, yakni fitrah, dengan pengaruh alam sekitar (lingkungan).
Daftar Pustaka :
- Dra. Suraga, Fadhilah, M.si, dkk. 2005. Psikologi Pendidikan Dalam Persepktif Islam. Jakarta : UIN Jakarta Press
- Ilyas Yunahar, Muhammad Azhar. 1999. Pendidikan dalam Perspektif AlQuran. Yogyakarta: LPPI Universitas Muhammadiyah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H