Salah satu permasalahan yang saat ini menjadi pusat perhatian baik dari pemerintah, masyarakat, hingga pihak swasta adalah masalah pencemaran lingkungan. Persoalan mengenai pencemaran lingkungan tidak hanya terjadi pada air, udara, maupun tanah namun seiring berkembangnya jaman dan kemajuan teknologi yang membuat polemic pencemaran lingkungan menjadi semakin kompleks.Â
Apabila masalah ini dibiarkan berlarut-larut dan tidak ada penanganan yang serius dalam mencegah ataupun mengelola, maka di masa depan kita akan merasakan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari seperti masalah kesehatan yang terganggu, lingkungan tempat tinggal yang tidak lagi sehat, hingga masalah ekonomi menjadi tidak stabil.
Sudah seharusnya kita memikirkan cara dan melakukan perubahan demi menyelamatkan lingkungan untuk memperpanjang masa hidup kita di planet ini. Ada berbagai cara yang bisa dilakukan seperti melakukan 3R (Reuse, Reduce, Recycle) hingga memanfaatkan tanaman untuk mengelola limbah.Â
Dalam bidang pertanian terdapat banyak kajian terdahulu yang membahas manfaat tanaman dalam mengelola limbah terutama di perairan. Selain berfungsi untuk menyediakan bahan pangan bagi manusia, ada beberapa jenis tanaman yang berguna dalam pengelolaan limbah terutama limbah logam berat.Â
Penggunaan tanaman air dalam menyerap dan mengelola limbah di perairan dinamakan Fitoremediasi. Praktik ini telah dilakukan sejak jaman dahulu dan dikenal sebagai suatu metode pengusir zat beracun dari udara.Â
Karna memanfaatkan tanaman sebagai agen pembersih lingkungan maka memberikan keuntungan dari segi biaya yang relative murah dan penerapannya yang cenderung mudah dilakukan tanpa teknik khusus.
Contoh tanaman yang digunakan dalam proses fitoremediasi adalah tanaman eceng gondok. Tanaman yang dikenal sebagai gulma air ini ternyata memiliki manfaat karna bagian akarnya mampu menyerap logam-logam berat seperti tembaga (Cu).Â
Logam berat Cu merupakan salah satu logam berat esensial yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit, apabila kadar tembaga dalam tumbuhan telah melebihi jumlah yang dibutuhkan maka dapat bersifat beracun dan menganggu pertumbuhan tanaman.Â
Tanaman eceng gondok akan berevolusi berdasarkan struktur dan fisiologinya untuk membentuk suatu jaringan lakuna atau acunaerenkhima di dalam akar dan batangnya untuk mendukung proses pertukaran materi dari batang ke akar.Â
Karna tanaman ini memiliki pertumbuhan yang cukup tinggi dan mudah menyebar melalui saluran air ke badan air lainnya. Bagian tanaman eceng gondok yang memiliki kemampuan menyerap logam antara lain akar, batang, dan daun.Â