Perjalanan Gadis Kecil Meraih Sukses

                                                             PERJALANAN GADIS KECIL MERAIH SUKSES

Part I 

Di sebuah Desa tinggallah  satu keluarga yang memiliki 6  orang anak,  5 orang anak perempuan dan 1 orang anak  laki-laki, kehidupan mereka bisa dikatakan hidup dalam kesederhanaan, ayahnya hanyalah seorang pekerja serabutan, sedangkan ibunya adalah Ibu Rumah Tangga yang kadang juga membantu suami untuk mencari nafkah dengan cara sebagai tenaga Freelance jika dibutuhkan oleh warga sekitar, ( mencuci pakaian, memasak dan menyetrika  kain tetangga).

Si sulung adalah anak perempuan yang sudah berusia 12 tahun sudah duduk di bangku  SD kelas 6, sulung memiliki nama yang cantik sama cantik dengan orangnya. Orang  tuanya  biasa memangiil nama kecilnya dengan sebutan  Ros,  nama lengkapnya Rosiana  Aprilia.

Walaupun hidupnya sederhana tetapi Rosiana termasuk anak yang memiliki kecerdasan Intelektual (IQ)  yang bisa dikatakan smart, juga tingkat kecerdasan Emosional  (EQ ) yang  baik , serta mampu memanajemen  kecerdasan Spiritual  (SQ ),  sehingga Ros sangat disenangi oleh teman- teman serta bapak / ibu guru di sekolahnya, demikian pula kehidupan Ros di rumah, kedua orang tuanya sangat menyayanginya karena sudah bisa dipercayakan untuk dapat mengurus adik-adiknya bahkan untuk mengurus urusan Rumah tangga meskipun usianya masih belia. 

Dalam menjalani keseharian Ros selalu tekun dan memiliki tanggung jawab, walaupun begitu banyak tugas yang harus di laksanakan  Ros tak pernah mengeluh sedikitpun, dia selalu mengerjakannya dengan penuh tanggung jawab.

Setelah masa ujian selesai Ros dinyatakan salah satu peserta yang lulus dengan predikat terbaik, Ros sangat senang dan bahagia, dengan penuh kebanggaan hal ini disampaikan kepada kedua orang tuanya, tentang perolehan nilai terbaik, serta  tentang keinginannya untuk bisa melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi di sekolah  Favorit yang diinginkannya, dengan penuh senyum Ros pulang kerumah dan langsung  menemui  orang tuanya , sambil membuka percakapannya

             Ros       : Ma...Pa... bolehkah saya bicara....  Dengan nada rendah sambil  tetap senyum..

             Mama     : Tentu boleh nak...

             Papa     : Iya sayang.....   apa yang akan dibicarakan ? ayuk..

              Ros         : mmm..mmmm sambil memandang kedua orang tuanya....

                             Tapi  maaf ya  Ma..Pa......... sebenarnya  hati ini berat untuk bicara.... Mmmmmm...

             Ma/Pa : Serentak  memandang Ros dengan penuh  selidik....ayuk nak jangan sungkan

             Ros      : Begini  ..ma... pa, saya sudah menerima pengumuman kelulusan dan saya beroleh nilai terbaik...   Alhamdulillah....  Saya               berkeinginan  untuk melanjutkan Studi Ke sekolah MTs yang ada di Pusat kecamatan,  tapi... itupun jika Mama dan Papa  

             mengijinkan ....                       

            Ma/Pa : hmmmmmmm.. (serentak)

           Mama : Kalo mama dan papa juga maunya kamu bisa melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi agar kamu bisa menjadi anak                                    yang    sukses dan akan bisa mengangkat derajat keluarga.....

           Ros    :  Dengan senyum sumringah sambil memandang kedua orang tuanya  ( sambil berucap alhamdullh)

           Papa :  Namun .... Papa harap kamu bisa mengerti keadaan kita....

          Ros   : iya  Ma.. Pa saya sangat paham... saya hanya meminta ijin jika Mama dan papa  mengijinkan.. hening sesaat...

                   Assalamu alaikum wr,wb.... Terdengar suara orang yang memberi salam dari luar rumah... percakapan inipun terhenti, waalaikumsalam ....  Jawab mereka serentak,  mereka bertiga keluar menghampiri suara yang datang... ternyata yang datang adalah saudara mereka yang ada di Pusat kecamatan (saudara mama),  yang biasa disapa Paman Sam bersama Bibi Ani, segera mereka mempersilahkan tamu yang datang sambil berpelukan lalu mereka duduk bersama sembari menanyakan kabar diringi dengan canda tawa,.... 

Keluarga mereka dari kecamatan ini adalah satu keluarga yang bisa dikatakan keluarga yang sudah mapan ekonominya anak-anak mereka sudah duduk di bangku kuliah bahkan anak tertua mereka sudah bekerja di salah satu perusahaan ternama di ibukota, ditengah perbincangan mereka, tampak wajah kedua orang tua Ros terlihat murung sehingga menimbulkan pertanyaan dari saudaranya tersebut,... dengan terus menyelidik  Paman dan Bibinya Ros,  apa kira-kira yang ada dalam benak fikiran orang tua Ros, sambil mengutarakan tujuan kedatangan mereka adalah untuk menjalin silaturahmi karena sudah lama tidak bertemu dikarenakan oleh kesibukan,disamping itu juga meminta ijin untuk menjemput Ros agar  tinggal dengan mereka.

Sementara Ros dengan adik-adiknya perempuan lagi sibuk di dapur mempersipakan makanan ala kadarnya yang akan disaikan pada paman dan bibi mereka, sesekali Ros mendengar perbincangan dari ruang tamu, bahwa tujuan paman dan bibinya untuk mengajak Ros ikut bersama mereka dan mereka juga bermaksud untuk membiayai sekolahnya Ros ke jenjang yang lebih tinggi, dengan perasaan senang dan bahagia, dalam hati Ros berfkir kesempatanku untuk bisa belajar sudah terbuka, sudah ada di depan mata, semakin semangat Ros menyiapkan menu makan malam untuk paman dan Bibinya, namun apa yang  dibayangkan oleh Ros tidak seindah dalam bayanganya, kedua orang tuanya belum bisa mengijinkan Ros untuk ikut bersama Paman dan Bibinya, dengan alasan bahwa Ros adalah anak tertua yang memang sudah  membantu ibunya untuk bisa mengurus Rumah serta mengurus adik-adiknya.

Seketika hati Ros kecewa dan sedih tapi hal ini tidak di tampakkannya di hadapan kedua orang tuanya serta paman dan bibinya, Ros tetap terlihat Happy  seakan-akan belum mengetahui isi pembicaraan  dari orang tua serta dan paman dan bibinya  diruang tamu. 

Setelah semua menu sudah tersedia di meja makan, Ros mempersilahkan paman dan Bibi serta orang tuanya dan juga adik-adiknya  untuk makan malam bersama dengan penuh kekeluargaan dan persaudaraan, yang memang hal ini sangat jarang terjadi, suasana di meja makan malam itu memang menunjukkan rasa kebersamaan, tidak ada yang berfikir bahwa ada hati yang lagi bersedih yaitu hati seorang anak kecil yang memiliki cita-cita yang sangat tinggi untuk menjadi anak yang sukses.

Makan malam kelaurgapun selesai, Ros membersihkan meja makan sementara paman dan bibi serta kedua orang tuaya berpindah tempat duduk di ruang tamu kembali sambil melanjutkan pembicaraan mereka, setelah urusan dapur selesai Ros bersiap masuk kedalam kamar melewati ruang tamu, tanpa mau menggangu pembicaaran mereka, Ros melewati ruang tamu  dengan penuh sopan sambil berbungkuk,  namun paman dan bibinya memanggil Ros dan mengajaknya untuk duduk bersama di ruang tamu, fikiranya mulai bertanya-tanya, ada apa ya? Mengapa aku di ajak ikut bersama dengan mereka? 

Perlahan Ros duduk didekat ibunya, sambil tetap menunduk, Ros.... Perlahan bibinya memanggil namanya dengan penuh kelembutan.. lalu memulai percakapan tentang kabar, tentang  nilai yang diperoleh di ujian kemarin, kemudian apa rencana Ros setelah tamat, mau melanjutkan sekolah ke mana, dan masih banyak lagi hal yang ditanyakan oleh paman dan bibinya.

Setelah itu bibinya menawarkan  Ros agar melajutkan sekolah di pusat kecamatan, kebetulan di dekat rumah bibi ada sekolah MTs yang mutu pendidikannya sudah bagus dan banyak fasilitas yang menujang pembelajaran, dan meminta Ros untuk tinggal bersama dengan mereka.

Masih dalam posisi menunduk Ros menyampaikan keinginannya untuk sangat ingin sekolah di tempat seperti itu dan itu memang menjadi impian dan harapanya, Ros tidak berani meamndang orang tuanya sebab Ros sudah dengar dipembicaraan tadi siang bahwa memang orang tuanya belum mengijinkannya untuk sekolah jauh dari rumah dengan berbagai alasan, kedua  orang tuanya saling bertatapan.. seakan mereka paham apa yang ada dalam fikiran anak mereka, hmmmmm......Bibinya menarik nafas dalam-dalam... lalu berbisik jika Ros mau maka bibi akan membujuk kedua orang tuamu agar  dapat mengijinkanmu untuk ikut bersama paman dan bibi, Ros mengangkat kepala dan tersenyum sambil menganguk tapi belum berani menatap kedua orang tuanya.

#to be continued #