Mohon tunggu...
Yuliana Silalahi
Yuliana Silalahi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Menyukai keindahan semesta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tingkatkan Penjualan dengan Perancangan Visual Brand Identity

13 Agustus 2022   17:34 Diperbarui: 13 Agustus 2022   18:09 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Branding menjadi salah satu fokus utama yang dikejar oleh para pelaku usaha. Namun, kebanyakan UMKM mulai berjualan tanpa punya brand atau merek. Padahal adanya merek membuat pemasaran menjadi lebih mudah dalam memasarkan produk. Dalam pemasaran suatu produk, brand / merek memiliki peran penting. 

Brand atau merek sebagai suatu nama, istilah, tanda, simbol, desain atau kombinasi dari semuanya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan suatu barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual atau sekelompok penjual untuk membedakannya dari kompetitor lain. 

Selain itu, merek dapat memberikan kesan positif dalam membangun brand identitiy, menciptakan loyalitas pelanggan dan meluaskan jaringan pemasaran.  

Selain itu brand identity merupakan wujud nyata dari sebuah brand yang dapat disentuh, dilihat dan dirasakan. Wujud dari brand identity memperkuat diferensiasi, gagasan dan big idea dalam sebuah brand. Brand identity dapat membuat target audience lebih memilih produk tertentu karena brand bisa menunjukkan sebuah profesionalitas pada suatu produk.

Begitu pula terhadap produk yang dihasilkan oleh UMKM juga memerlukan brand identity. Salah satunya adalah UMKM yang berada di Keluran Pekunden, didirikan oleh Ibu Anita  yang dirintis sejak tahun 2018 silam. 

UMKM tersebut memproduksi berbagai macam makanan.  Produk terlaris dari usaha tersebut adalah Ayam Penyet. Produk ini diolah menggunakan bahan yang terjamin kualitasnya dan tidak kalah secara rasa dibandingkan dengan ayam penyet  yang ditawarkan oleh toko-toko lainnya.  

Selama menjalankan usaha tersebut, belum ada perkembangan secara signifikan, bahkan pemesanan online melalui Grab Food hanya bertahan satu tahun saja, hal ini terjadi karena dari ayam penyet ini belum memiliki brand identity yang kuat dan belum adanya strategi bisnis yang menarik, sehingga hanya dikenal oleh masyarakat dalam ruang lingkup kecil.  

Promosi yang dilakukan hanya melalui word of mouth, dan pemesanannya dilakukan melalui whatsapp atau dengan cara menghubungi langsung nomor telepon pemilik yang dirasa  kurang efektif.   

Diketahui juga bahwa pembeli sering menyebutnya dengan berbagai  nama yang berbeda, ada yang menyebutnya Jus Rafa, dan ada juga yang menyebutkan sebagai penyet anita.

dokpri
dokpri
 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun