Terdapat banyak masalah yang kita hadapi dalam perekonomian. Sehingga kita membutuhkan adanya pemikir-pemikir ekonomi. Agar permasalahan-permasalahan yang ada dapat terselesaikan dengan baik. Memang begitu banyak perbedaan dari pemikiran para tokoh. Tapi setidaknya, mereka dapat membantu menyelesaikan masalah perekonomian yang ada.
System ekonomi islam merupakan system perekonomian dunia. Begitulah yang sepatutnya kita katakana tentang ekonomi islam. Karena perkembangan ekonomi islam telah membuktikan bagaimana ekonomi yang seharusnya di kelola oleh masyarakat maupun pemerintah di berbagai belahan dunia. Yaitu system ekonomi yang berdasarkan pada Al-Quran dan Hadist.
Kali ini penulis akan menjelaskan tentang madzab iktishoduna yang merupakan pemikiran Muhammad baqir As-Sadr. Pemikiran ini juga bisa menjadi obat bagi penyakit ekonomi yang ada. Pemikiran Baqir As-Sadr mengatakan bahwa ekonomi islam adalah cara atau jalan yang dipilih oleh umat islam untuk dijalani dalam rangka mencapai kehidupan ekonominya dan dalam memecahkan masalah ekonomi praktik sejalan dengan konsepnya tentang keadilan.
Madzab iqtishoduna sebagai bentuk pemikirannya mengungkap bagaimana seharusnya ekonomi islam itu berjalan. Madzab Iqtishoduna ini berpendapat bahwa ilmu ekonomi tidak pernah bisa sejalan dengan islam. Ekonomi tetap ekonomi dan islam tetap islam. Keduanya tidak akan pernah bisa di satukan karena keduanya berasal dari filosofi yang saling kontradiktif. Yang satu anti islam, dan yang lainnya islam.
Menurut ilmu ekonomi, masalah ekonomi muncul karena sumber daya alam yang terbatas sedangkan kebutuhan manusia tak terbatas. Hal ini di bantah oleh Muhammad Baqir. Karena Allah telah menciptakan sesuatu dengan ukuran yang tepat.
Seperti yang ada didalam Al-Quran surat al-Qamar ayat 49 : yang artinya sungguh telah kami ciptakan segala sesuatu dalam ukuran yang setepat-tepatnya. Oleh karena itu segala sesuatunya telah terukur dengan sempurna, Allah telah memberikan sumber daya yang cukup bagi seluruh manusia di dunia. Dari ayat tersebut dapat kita lihat bahwa Allah telah menakar kebutuhan manusia dengan baik. Dan jika kita lihat di keadaan sekitar, memang benar begitu banyak sumber daya alam yang dapat kita olah. Namun permasalahannya, bisakah kita mengolahnya?
Pendapat tentang keinginan manusia yang tidak terbatas juga di tolak, contohnya manusia akan berhenti minum jika dahaganya terpuaskan. Tidak mungkin seseorang akan terus menerus minum sedangkan dia tidak haus. Islampun juga melarang ummatnya bersikap tamak. Seperti sebuah hadist "Abdullah bin Abbas radhiallahu 'anhuma berkata: "Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jikalau anak Adam mempunyai dua lembah dari harta pasti menginginkan yang ketiga, padahal tidaklah mengisi mulut anak Adam melainkan tanah, dan Allah akan memberikan taubat atas orang yang bertaubat". (HR. Bukhari). Jadi dari hadist itu kitapun harus mengontrol pemakaian sumber daya alam sesuai dengan kebutuhan kita. Tidak boleh serakah dan juga boros. Jadi segala sesuatunya telah di atur dalam islam.
Pemikiran Baqir As-Sadr lebih memperdalam masalah produksi dan distribusi. Berbicara tentang produksi, hal ini berkenaan dengan pemanfaatan sumber daya alam. Bisakah kita mengelola sumber daya alam tersebut atau hanya bisa memakainya, dalam artian hanya menjadi pengonsumsi. Sedangkan berbicara distribusi, sebenarnya di setiap daerah telah banyak sumber daya alam yang ada. Allah telah menyebarkan sumber daya alam tersebut dengan tepat dan baik, meskipun sumber daya alam yang terdapat di suatu tempat kadang berbeda dengan tempat atau daerah lainnya. Dan hal ini juga berkaitan dengan bagaimana setiap daerah mengolahnya.
Contohnya jika sumber daya alam di daerah A sama dengan daerah B, sedangkan daerah A sangat andal dalam mengelola sumber dayanya, dan daerah B kurang lihai dalam mengolala sumber daya alam yang ada. Akankah tingkat pemenuhan kebutuhan mereka sama? Tentu saja tidak. Daerah A pasti akan lebih merasa puas dengan sumber daya alamnya. Dari ilustrasi tersebut, dapat kita ambil kesimpulan bahwa pengetahuan masyarakat juga sangat penting agar bisa memanfaatkan sumber daya alam secara maksimal.
Bagi Baqir, islam tidak mengurusi masalah permintaan dan penawaran, tidak pula hubungan laba dan bunga, fenomena diminishing return yang merupakan ilmu ekonomi. Disamping itu, gagasan ekonomi islam tersebut tidak mungkin bisa dilaksanakan tanpa adanya peran pemerintah dalam bidang ekonomi. Jadi menurut madzab iqtishoduna, peran pemerintah itu sangat penting. Dan gagasan ekonomi islam juga membutuhkan pemerintah sebagai pembuat kebiijakan yang efektif.
Madzab Baqir berpendapat bahwa masalah ekonomi muncul karena adanya distribusi yang tidak merata dan andil sebagai akibat system ekonomi yang membolehkan exploitasi dari pihak yang kuat terhadap yang lemah. Dimana yang kuat memiliki akses terhadap sumberdaya sehingga menjadi sangat kaya, sedangkan yang lemah tidak memiliki akses terhadap sumberdaya sehingga menjadi sangat miskin. Oleh karena itu masalah ekonomi bukan karena factor sumber daya yang terbatas. Tapi karena distribusi yang tidak merata.
Jadi untuk mengatasi perekonomian, distribusi sumber daya alam harus tersebar dengan seimbang di setiap wilayah. Karena permasalahan inilah yang sering di hadapi oleh Negara kita dalam mengembangkan wilayah selama ini. Jika sumber daya alam tidak merata, maka kondisi itu akan menyebabkan ketimpangan dalam pembangunan antar wilayah, antar pedesaan, antar perkotaan, antara pulau jawa dan luar jawa, serta antara Kawasan Barat dan Kawasan Timur Indonesia.
Dan untuk melakukan hal tersebut, perlu peran pemerintah sebagai pemilik kuasa tertinggi. Kepada badan informasi geospasial mengatakan salah satu hal penting yang mendesak untuk di lakukan pemerintah adalah menjamin ketersediaan dan pemanfaatan sumber daya alam yang seimbang atau merata. Dengan prinsip pembangunan berkelanjutan di seluruh sector dan wilayah. Dengan begitu, pemanfaatan sumber daya alam akan terbangun secara perlahan. Dan kondisi tersebut dapat berjalan dengan optimal jika di dukung oleh imformasi yang andal. Tidak ketinggalan jaman. Dan juga harus di dukung informasi yang berkelanjutan dan mudah di akses.
Selain itu, pemanfaatan atau pengelolaan sumber daya alam itu juga sangat penting. Karena jika sumber daya alam di suatu wilayah sudah tersedia, tetapi tidak tau cara untuk mengolahnya, maka masyarakat sekitar hanya akan menjadi penonton dalam pemanfaatan sumber daya alam di sekitarnya.
Sebenarnya pemerataan sumber daya alam dan pemanfaatannya ini sangat besar dampaknya. Bahkan terdapat multi player efek terhadap semua sector. Jika sumber daya alam tersebar merata di setiap daerah, dan masyarakat setempat tau bagaimana cara untuk mengolahnya, maka akan sedikit jumlah pengangguran yang ada. Atau bahkan tidak ada. Selain itu, dampaknya juga terhadap produksi pemerintah akan meningkat sejalan dengan meningkatnya tingkat pengetahuan masyarakat dan teknologi yang ada. Dari pembenahan pemerataanlah sebagian dari permasalahan ekonomi akan teratasi. Karena hal yang kecil bisa berdampak pada hal yang besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H