Mohon tunggu...
Yulia Citra Dewi
Yulia Citra Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa IAIN JEMBER -

Selanjutnya

Tutup

Money

Perbedaan Konsep Ekonomi Moneter Konvensional dan Konsep Ekonomi Moneter Islam

10 September 2017   13:34 Diperbarui: 10 September 2017   14:16 25613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah system moneter tidak bicara mengenai sisi penawarannya saja. Namun juga sisi permintaannya. Permintaan uang adalah berapa banyak uang yang seoarang ingin bawa di dalam dompetnya atau di simpan di rumahnya. Ketika masyarakat sedang membutuhkan uang dalam bentuk cair . maka kemungkinan besar permintaan uang cenderung meningkat. Maka pembahasan pada permintaan uang masuk ke dalam cakupan bahasan iktinaz.

Iktinaz juga memiliki hubungan yang erat dengan zakat. Sebagian ulama berpendapat bahwaharta yang di tahan dan sudah di keluarkan porsi zakatnya sudah tidak dapat di kategorikan sebagai iktinaz. Namun sebagian ulama yang lain mengatakan bahwa meskipun porsi zakatnya telaah di tunaikan, harta tersebut masih dapat di kategorikan sebagai iktinaz. Sebab Allah memerintahkan seorang muslim untuk berzakat bukan karena agar harta tersebut tidak di kategorikan iktinaz. Meskipun demikian, tidak di pungkiri bahwa zakat memiliki afek disinsentif bagi orang-orang yang menimbun hartanya. Sebab zakat dikenakan kepada harta yang tidak produktif.

Seorang muslim adalah yang berkonsumsi secara moderat, tidak bersusah payah, tidak juga bermegah-megah sehingga seorang muslim harus cerdas menghitung kebutuhannya. Maka motif berjaga-jaga di perbolehkan selama tidak melampaui batas dan berdasarkan atas kebutuhan bukan keinginan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun