Mohon tunggu...
Yulia Kezia Maharani
Yulia Kezia Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswa S1 jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Jurnalistik AI: Menggabungkan Kecerdasan Buatan dengan Perkembangan New Media

4 Juni 2023   05:00 Diperbarui: 4 Juni 2023   05:52 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu Bagaimana Nasib Jurnalis Manusia?

Penggunaan jurnalis AI telah membawa dampak besar bagi dunia jurnalisme. Dengan kemampuan untuk memproses dan menganalisis data secara cepat, jurnalis AI dapat membantu dalam mengatasi informasi yang berlebihan dan memfilter berita palsu. 

Mereka juga dapat membantu dalam mengidentifikasi tren berita yang sedang berkembang dan memberikan wawasan yang lebih mendalam kepada jurnalis manusia.

Namun, kehadiran jurnalis AI juga menghadirkan sejumlah tantangan. Mengutip dari tekno.tempo.co, Sekretaris Jenderal Aliansi Jurnalisme Independen (AJI), Ika Ningtyas mengungkapkan bahwa AI merupakan hal yang memiliki dua sisi yang tajam.

"Sebenarnya kalau kita pahami AI itu seperti dua mata pisau. Di satu sisi dia bisa sangat bermanfaat untuk mendorong kerja-kerja jurnalisme, dalam hal misalnya kami di fact checking. Yang kedua, dia selalu memiliki kelemahan. Karena kita tahu bahwa teknologi itu tidak dibuat untuk tujuan atau tidak selalu memiliki etika, yang kemudian berdampak jika kita menggunakan AI itu tanpa menggunakan etika," katanya.

Lebih jauh lagi, Ika menyebutkan bahwa sebetulnya AI bisa saja dipergunakan untuk mempermudah tugas jurnalis, asalkan penggunaannya tidak melenceng, seperti misalnya digunakan untuk memproduksi berita bohong.

Selain itu, perkembangan new media dan AI menghadapkan kita pada tantangan dan pertimbangan etika. Masalah privasi dan keamanan data menjadi perhatian utama, di mana perlindungan data yang kuat dan kebijakan privasi yang jelas diperlukan. Selain itu, pertanyaan tentang dampak sosial, pengaruh algoritma, dan keadilan AI juga menjadi perdebatan yang semakin intens.

Oleh karena itu, para jurnalis dituntut untuk tidak menyerahkan seluruh pekerjaannya pada kecanggihan dan manfaat dari kecerdasan buatan (AI). Sebab, teknologi ini masih memiliki banyak keterbatasan, seperti dalam akurasi dan verifikasi sehingga berpotensi menabrak kode etik jurnalistik.

Dalam bayang-bayang semakin canggihnya kecerdasan buatan, dunia jurnalisme mendapatkan peluang sekaligus tantangan. Peluang bekerja lebih efektif dengan teknologi AI sepintas seperti tawaran yang menggiurkan. 

Meskipun begitu, perlu disertai kehati-hatian agar cara baru ini tetap berjalan dalam koridor etika jurnalistik dan tidak menurunkan kualitas konten berita yang merugikan masyarakat.

Sebab itu, manusia tetaplah dibutuhkan untuk dapat menciptakan sebuah inovasi-inovasi baru yang dapat meringankan pekerjaan manusia. Selain itu, manusia juga harus mempersiapkan teknologi untuk masa depan yang akan semakin maju dan canggih mengenai Artificial Intelligence. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun