Kimia hijau atau green chemistry memiliki definisi tentang pendekatan dalam kimia yang berhubungan dengan bagaimana mendesain produk kimia dan juga proses kimia untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan bahan-bahan kimia berbahaya. Upaya pencegahan bahaya yang ditimbulkan baik oleh proses kimia ataupun produk kimia itulah yang harus dilakukan dengan pendekatan kimia hijau.Â
 JIka diamati kelestarian bumi terancam karena beberapa faktor seperti kenaikan jumlah penduduk, krisis energi, pemanasan global, dan pencemaran zat kimia. Meningkatnya seluruh industri disebabkan oleh bertambahnya populasi makhluk hidup dimuka bumi. Dalam memenuhi kebutuhan hidup maka industri juga terus berkembang. Seluruh sektor industri akan terus berkembang baik dari proses kimia dan produk kimia yang dihasilkan dari industri tersebut.
Terjadinya pencemaran lingkungan adalah akibat yang ditimbulkan dari perkembangan industri yang terjadi. Adapun bentuk pencemaran lingkungan yang terjadi yaitu seperti pada pencemaran air, pencemaran udara, dan pencemaran tanah. Sumber pencemaran tidak hanya dari industri namun ada beberapa sumber pencemaran lain seperti transportasi yang mengakibatkan pencemaran udara karena penggunaan transportasi dalam jumlah besar. Ada juga sampah domestik berupa sampah rumah tangga dengan skala besar yang mengakibatkan pencemaran air  dan sampah medis yang biasa digunakan sekali pakai dimana sampah medis berpotensi merusak lingkungan. Pencemaran juga disebabkan karena limbah dari laboratorium kimia yang dihasilkan berasal dari penelitian atau research seperti bahan kimia berbahaya. Sementara dari pertambangan menghasilkan limbah cairan yang lepas dari lingkungan yang akan mempengaruhi ekosistem disekitar pertambangan.Â
Dengan menghindari terjadinya dampak buruk dari bahan kimia maka diterbitkan prinsip-prinsip Green Chemistry seperti berikut:
1. Mencegah limbah. Industri-industri kimia menjalankan proses tertentu pasti menghasilkan limbah sehingga perlu adanya pencegahan limbah dengan menggunakan sanitasi yang baik atau menggunakan bahan baku yang limbahnya kecil.
2. Memaksimalkan nilai ekonomi suatu atom. Sebaiknya nilai ekonomi atom dapat dimaksimalkan salah satunya dengan nanoteknologi yang dapat mengatur atom sedemikian rupa.
3. Sintesis kimia yang minim bahaya. Proses kimia dengan meminimalkan bahaya seperti melakukan reaksi kimia hendaknya minim bahaya seperti menurunkan suhu atau tekanan yang terlalu tinggi seperti dengan sonokimia yang menggunakan gelombang elektromagnet. Sonokimia adalah penggunaan energi suara untuk mendorong perubahan fisika atau perubahan kimia dalam medium cair.
4. Mendesain proses yang melibatkan bahan kimia yang aman. Bahan baku kimia sebaiknya menggunakan bahan-bahan kimia yang aman saat digunakan seperti dalam proses pembuatan deterjen yaitu mengganti penggunaan bahan baku yang mudah terurai dilingkungan sehingga tidak menyebabkan pencemaran air. Bahan kimia yang dimaksud adalah mengganti senyawa surfaktan seperti SLS Sodium Lurir Sulfat yang sulit larut dilingkungan dengan mengaplikasikan MES atau metil ester sulfonat yang lebih ramah lingkungan sehingga tidak menyebabkan pencemaran air.
5. Menggunakan pelarut dan kondisi reaksi yang lebih aman. Sebaiknya menggunakan pelarut yang lebih aman.Â
6. Mendesain efisiensi energi. Hendaknya reaksi atau proses kimia dijalankan dengan meminimalisir penggunaan energi.
7. Menggunakan bahan baku terbarukan. Bahan baku terbarukan maksudnya bahan baku yang ramah lingkungan