Penduduk dusun berlarian mendekati kubangan tersebut dengan ramai. “Ranggaaa............Jaluuuuuuuuu..”, teriak mereka bersahutan. Wajah penduduk memancarkan wajah dengan kegembiraan karena selama beberapa bulan dilanda kekeringan. Akhirnya sawah dan ladang mereka akan segera menjadi gantungan hidup mereka lagi.
Begitulah akhirnya kubangan tersebut menjadi sebuah danau (ranu) dengan nama Ranggajalu. Sampai saat ini Ranu Ranggajalu terletak di Desa Banjarsawah Kecematan Tegalsiwalan Kabuupaten Probolinggo itu terus memberikan manfaat bagi penduduk sekitar, yakni sebagai sumber irigasi pertanian. Kini Ranu Ranggajalu sedang dikembangkan menjadi tempat wisata alternatif di Kabupaten Probolinggo bersanding dengan Bromo, Air Terjun Mdakaripura, dan Arum Jeram.
Dalam cerpen di atas dapat kita ketahui nilai-nilai yang terkandung didalamnya, antara lain :
1. Nilai Agama (berkaitan dengan aturan/ajaran yang bersumber dari agama tertentu)
2. Nilai Moral (berkaitan dengan akhlak/perangai atau etika)
Dalam cerita di atas ditemukan cuplikan yang mangadung nilai moral
“Pada suatu malam, Ki Rangga menyuruh kedua anakanya duduk di halaman gubuk yang berdinding anyaman. Ki Rangga memberikan sebuah perintah kepada kedua putranya yang telah beranjak dewasa untuk meninggalkan kampungnya dan mencari ilmu kepada seorang guru yang akan mereka temui kelak. Namun, kedua anaknya membantah perintah tesebut dengan alasan ingin menjaga Ki Rangga yang sudah sepuh. Ki Rangga pun menjawab alasan anaknya dengan perkataan yang membuat hati kedua anaknya luluh, dan membuat mereka mantap pergi untuk mencari ilmu.”
3. Nilai Budaya (berkaitan dengan adat istiadat dan kebiasan hidup sehari-hari)
“Ki Ragga namanya, seorang pemimpin dusun yang sangat bijaksana. Wajah yang rupawan menapakkan kearifan dan kebaikan hatinya. Tutur sapa yang lembut sudah menjadi ciri khas sang pemimpin ini. Dibawah pengayoman ki Raggalah Dusun Banjarsawah hidup makmur, sejahtera dan damai. Dusun Banjarsawah selalu terlihat hijau, dengan hasil panen yang selalu melimpah.”