Haiyah...saya ketinggalan kereta. Lagi-lagi telat menulis artikel yang ditawarkan Admin Kompasiana. Dan kali ini tentang ikut Kompasianival 2024 yang digelar di Chillax Sudirman, Jakarta, pada hari Sabtu 02/11/2024, sekira sepekan lalu.
Bicara soal Kompasianival 2024, wao...bola mata saya seketika berbinar, sekalipun tidak bisa hadir sekaligus gagal meraih penghargaan.
Namun demikian, di sela-sela kesibukan saya tetap menjalin persaudaraan ke sesama Kompasianer lewat media Kompasiana. Pula akan menulis menulis terkait topik Ikut Kompasianival.
Tema Every Story Matters, jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia memiliki arti " Setiap Cerita itu Penting" begitu menurut hasil penelusuran.
Lha wong saya juga ora mudeng bahasa inggris, je. Hehe...
***
Seperti yang pernah saya tulis di artikel sebelumnya, saya bergabung dan menulis di Kompasiana semenjak tahun 2020, pada bulan Oktober 2024.
Artinya sudah berusia empat tahun, dan itu bukanlah rentang waktu yang pendek.
Beragam kisah mewarnai perjalanan saya, proses-demi proses saya jalani dengan balutan suka duka seorang blogger yang ingin menulis, dan tulisannya bermanfaat bagi sesama.
Alhamdulillah, melalui proses panjang impian pun terwujud. Dan sejarah pun tercipta ketika nama saya masuk nominasi Kompasiana Award 2024. Hati riang tiada terkira waktu itu.
Siapa sangka seorang Yuliyanti yang mempunyai banyak kekurangan bisa masuk nomine. Bagi saya itu sebuah prestasi yang wajib disukuri. Alhamdulillah.
Benarkah kegagalan itu kunci dari sebuah kesuksesan yang tertunda?
Kata orang, kegagalan merupakan kesuksesan yang tertunda. Benarkah?Jawaban saya bisa iya, juga bisa tidak.
Hmmm...sepertinya saya harus sedikit bercerita.
Dahulu kala, sewaktu saya masih duduk di Sekolah Dasar (SD) hingga lulus pernah mempunyai cita-cita yang cukup sederhana.Â
Anda ingin tahu apa impian saya kala itu?
"Aku suk pingin kerjo neng bagian tulis-menulis."
Kalimat di atas mempunyai arti," Aku besuk ingin kerja di bagian tulis-menulis."
Nah, cukup sederhana kan, impian saya?
Sederhana bagi mereka yang mengecap pendidikan tinggi. Tapi bagi saya yang bergelar S-1 alias lulus SD saja, akan bekerja di bagian tulis-menulis? Mimpi kali.
Dan memang benar, saya harus menelan pil kehidupan lantaran jurusan tulis-menulis seakan tiada untuk saya. Bisa dinyatakan gagalnya sembuah impian.
Tetapi rentang waktu mengubah segalanya. Skenario Allah membuat saya tinggal dan betah menikmati terkabulnya sebuah impian (sebuah profesi hingga saat ini).
Dan melalui proses pula, kini saya terdampar dan menetap di blog keroyokan Kompasiana tercinta. Mungkin inilah jawaban Tuhan atas doa dan cita-cita semasa kecil.
**
Tetap Semangat Meski gagal Meraih Penghargaan
Senin 21 Oktober 2024 lalu, Admin(pengurus Kompasiana) memberitahu lewat imail jika nama saya masuk nomine Kompasiana Award 2024.
Lagi-lagi saya terlambat menerima pesan pemberitahuan lantaran ruang penyimpanan di media gmail penuh.
Agar saya bisa menerima sekaligus mengirim pesan balasan, saya menghapus beberapa gambar, video, serta pesan maupun sampah yang ada di imail, dan google.
Â
Singkat cerita media imail aman, saya membalas pesan terkait ikut kompasianival 2024, (hadir tidaknya di malam penghargaan) kepada pengurus Kompasiana.
Pada awalnya saya antusias menjawab " Insyaa Allah hadir."
Qodarullah, sebaik-baik rencana manusia, rencana Allah-lah yang paling baik. Karena sesuatu hal yang tidak bisa saya uraikan menahan keinginan.
Apakah saya kecewa?
Ya. Sebagai manusia biasa mempunyai rasa sedih dan kecewa itu hal yang lumrah. Seperti halnya gagal bertemu dengan Kompasianer lain di acara Kompasiana Award.
Tapi kesedihan itu hanya sekejap.
Saya menyadari rencana Allah itu yang terbaik. Pada tahun ini saya gagal "Ikut Kompasianival" pula gagal meraih penghargaan Best in Specific Interest. Tak apa, karena semua itu merupakan bonus.Â
Lantas apa yang harus saya lakukan setelahnya?
Kembali ke tujuan semula, dan saya harus belajar lebih giat, tetap semangat berkarya, pantang menyerah, insyaa Allah kesuksesan di depan mata.
Ye...kok jadinya curhat. E, tapi... bukankah ini sesuai tema, setiap cerita itu penting?Â
Dan cerita saya itu sangat penting, lho. Kisah akan abadi, melekat di sanubari hingga kelak nanti anak cucu menemukan tulisan ini.Â
Berdasarkan dari penggalan kisah sejati, kegagalan merupakan kesuksesan yang tertuda bagi orang yang mau mencoba.
Tapi akan tetap menjadi kegagalan bagi orang yang menyerah apalagi putus asa.
Sekian dari saya, terima kasih sudah singgah, selamat berakhir pekan dan salam sehat selalu.
#GagalIkutKompasianival
#TopikPilihan
#ArtikelYuliyanti
#Klaten,09November2024
#Tulisanke-618
#MenulisdiKompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H