Mohon tunggu...
Yuliyanti
Yuliyanti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yuli adja

Yuliyanti adalah seorang Ibu Rumah Tangga memiliki kesibukan mengurus bisnis keluarga. Sebagai penulis pemula telah meloloskan 7 antologi. Penulis bisa ditemui di IG: yuliyanti_yuli_adja Bergabung di Kompasiana 20, Oktober 2020

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Begini Cara Saya Menghindari Penipuan Berkedok Bank

26 Oktober 2024   21:53 Diperbarui: 27 Oktober 2024   11:36 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pixabay.com/id/users/shafin_protic

Beberapa pekan lalu marak kasus penipuan berkedok pemesan makanan. Bu Dewi(bukan nama asli) pemilik warung jajanan pasar pun tidak luput dari incaran.

Suatu hari suami mengambil pesanan snack ke tempat Bu Dewi yang bertempat tinggal di dekat Taman Gemblegan, Kecamatan Kalikotes tidak jauh dari rumah kami.

Menurut suami, pemilik kedai snack menerima pesanan aneka jajanan pasar sesuai permintaan senilai Rp 2 juta-an.

Kemudian si pemesan menstransfer uang Rp 2.400.000. Merasa uangnya kelebihan, si pelaku menelephone pemilik warung untuk mengembalikan.

Bu Dewi belum sempat mengecek saldo akhir karena warung ramai, tetapi pelaku meneror dengan panggilan yang tiada henti membuatnya cemas.

Siapapun orangnya jika dalam keaadan seperti itu akan mudah untuk dikelabuhi. Bu Dewi tidak bisa menghindari ketika pelaku menyuruh mengembalikan uangnya.

Di waktu bersamasn, kejadian lain menimpa seorang nenek yang mempunyai warung makan. Beliau dipeseni rangsum 50 bungkus untuk dikirim ke Puskesmas tak jauh dari tempat Bu Dewi.

Nenek tersebut tentu merasa senang karena mendapat pesanan nasi 50 bungkus. Menurut informasi setempat, lansia tersebut  langsung mengirim pesanan. Tapi apa yang didapati?

Dokter yang bertugas di klinik tersebut kaget lantaran tidak merasa pesan makanan. Beliau juga mengatakan jika karyawan klinik tidak mencapi 50 orang.

Hebatnya, dokter tersebut berani memberi sejumlah uang lantaran kasihan pada si Nenek. Beliau juga berpesan untuk berhati-hati dan jangan mudah percaya pada orang yang belum dikenal.


**

Begini Cara Saya Menghindari Kasus Penipuan Berkedok Bank

Pada Ahad 27 Juli 2024 lalu, saya sedang di warung soto langganan keluarga. Sewaktu menunggu pesanan disajikan saya iseng-iseng membuka ponsel.


Maksud hati ingin menyambangi WAG kepenulisan yang saya ikuti. Tetiba dikejutkan satu profil pengirim pesan berlogo bank ternama.

Saya merasa penasaran lantas meng-klik pengirim berlogo bank di atas. Isi pesan kurang lebihnya berisi sebuah pemberitahuan kepada custumer bank melalui link yang dikirim.


Anehnya pengirim berasal dari negara yang berbeda. Lantas bagaimana cara saya agar terhindar dari jebakan itu?


Cara sederhana untuk Menghidari penipuan melalui media online di antaranya:

1.Teliti dan Periksa nomor pelaku


Tidak dapat dipungkiri jika di era digital ini membuat semua orang makin canggih. Termasuk penipuan melalui media online kian marak.


Seringkali kita menerima panggilan dari nomor yang tidak dikenal. Dan hebatnya para pelaku terkadang mengirim pesan mengatasnamakan nama kerabat, instansi atau teman untuk melancarkan aksinya.


Dalam hal ini sebaiknya kita lebih waspada. Baiknya memeriksa nomor kontak melalui aplikasi atau sejenis yang bisa mengidentifikasi pemilik nomor.  

Aplikasi tersebut bisa menampilkan pelaku, apakah dia orang baik atau sebaliknya. 

Selain tentang dua kisah yang dialami Bu Dewi dan si Nenek, baiknya ada keluarga yang lebih berwawasan luas mendampingi agar hal buruk tidak terjadi.

2.Blokir nomor penipu


Seperti halnya kisah saya yang menerima pesan dari kode beda negara. 


Jika kita menerima informasi terkait perbankan, maka akan mendapat informasi dari situs resmi diawali nomor +62. Kode asal negara kita.


Ketika mendapati nomor kontak kode, kita bisa meneliti atau memastikan itu milik salah satu anggota keluarga, atau teman yang berada di luar negeri atau bukan.


Setelah memastikan dengan benar, kita bisa mengambil sikap untuk menerima panggilan, membalas pesan atau  memblokir nomor pelaku.


Kita harus waspada agar jangan sampai berurusan dengan penipu-penipu online. Nah, itulah tips sederhana cara menghindari penipuan online.

Berhati-hati dan mencegah hal buruk terjadi itu lebih baik ketimbang mengatasi. Salam.

**

Pembaca yang budiman, terima kasih sudah meluangkan waktu singgah di artikel ini.

Berhubung hari ini dan esok merupakan batas waktu voting kompasianival Award 2024, mohon doa dan dukungannya.

Caranya vote nama Yuliyanti di lin yang saya sematkan di bawah ini:

https://kompasianival.kompasiana.com/voting

Terima kasih atas waktu dan dukungannya. Semoga Allah membalas kebaikan Anda berlipat-lipat. Aamiin.

#CaraMenghindariPenipuan
#ArtikelYuliyanti
#Klaten,26Oktober2024
#Tulissnke-611
#MenulisdiKompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun