Jika mengingat kisah lalu, saya benar-benar malu. Tenyata membuat akun itu tidak semudah membalikan telapak tangan. Itu sih, menurut saya.
Meski demikian, setelah melalui banyak proses, perjuangan saya tidak sia-sia. Akhirnya bisa menjadi salah satu warga di blog keroyokan.
Dampak positif yang diberikan Kompasiana di tahun pertama.
Kiasan jatuh bangun mungkin layak tersemat dalam perjalanan saya di Kompasiana. Meski sempat mandek lama, saya berusaha untuk bangkit lagi.
Saya mulai bangkit menulis ketika artikel  yang berjudul "Tajin Gula Merah, MPASI Murah Meriah, Kaya Manfaat Baik untuk Bayi" kali pertama mendapatkan Label Headline. Ya, tulisan ke-133 jatuh pada 11 Juli 2021. Kala itu saya kegirangan.
Maklumlah, saya kan anak baru, setelah bergabung berhenti menulis sekira 3-4 bulan lantaran mendapat kartu kuning dari Kompasiana.
Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian merupakan peribahasa yang mewakili diri saya kala itu.
Bagaimana tidak sakit jika saya mendapat empat kartu kuning. Tinggal satu kesempatan, jika saya langgar, Out. Tutup akun.Â
Begitulah sepemahaman. Ketika mendapati peringantan ini hati saya sedih. Sakit, tapi tak berdarah.
Akan tetapi guru saya yang merupakan Kompasianer se-angkatan memberi dorongan agar saya tetap semangat, tidak mudah menyerah apalagi putus asa.Â
Memang, ibarat mendaki gunung semakin ke atas bukanlah makin mudah. Serasa mendapat amunisi, saya pun bangkit kembali.