Sebagai puncak acara malam itu adalah makan bersama. Tahun lalu, seluruh warga menikmati jamuan di atas daun pisang.
Tahun ini pun sama, menyantap nasi gurih sambal trancam lauk ayam kampung berupa 17 ingkung ber-alas-kan daun pisang jua.
Sambal trancam terdiri dari irisan kacang panjang, potongan ampela ati dan tempe goreng berbalur parutan kelapa muda. Dibumbui gula, garam serta sedikit penyedap rasa. Rasanya hampir sama urap. Gurih.
Sedangkan lauk ingkung ayam kampung utuh yang direbus selama beberapa jam dengan bumbu rempah alami dan sedikit garam.
Tetapi ada pula yang menambahkan kunyit dalam bumbu bertujuan ayam lebih berwarna. Meskipun daging hanya dibumbui sederhana, tetapi rasanya nikmat tiada tara. Itulah keistimewaan rasa ayam kampung sebagai hidangan favorit.
Pencapaian tujuh belas ingkung hasil kontribusi dari 17 Kepala Keluarga(KK) ini secara tidak sengaja selaras dengan peringatan HUT RI.
Sayangnya, saya tidak bisa mengabadikan 17 ingkung  yang dijajar rapi beserta tumpeng. Meski demikian, saya bisa mengabadikan momen ketika tumpeng disajikan. Pula deretan ingkung yang dikemas dalam nampan beserta pendamping menu.
Malam itu, ada beberapa lembar daun pisang digelar. Di atasnya tersaji ingkung, nasi gurih, sambal trancam dan snack ala kadarnya.