Gebyar peringatan Hari Ulang Tahun Ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia dalam hitungan waktu akan berlalu.
Namun, serangkaian kisah terkait momentum HUT RI masih lekat dalam ingatan. Bahkan, malam ini 31 Agustus 2024, masih ada tetangga desa yang menggelar pertunjukan seputar perayaan.
Sedangkan di tempat kami, segala kegiatan terkait HUT RI sudah usai dua pekan yang lalu. Dalam memeringati hari kemerdekaan tahun ini tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya.
Masyarakat antusias menggelar malam tirakatan di aula milik warga setempat pada Hari Jum'at 16 Agustus 2024 dengan beragam kegiatan.
Pada hari itu sebagian warga terutama ibu-ibu turut membantu berjalannya acara, yakni masak-memasak untuk hidangan malam tujuhbelasan.
Sayangnya saya tidak bisa andil lebih dini lantaran kondisi anak kurang fit terkait kegiatan sekolah jelang HUT RI.
Meski demikian, saya turut memeriahkan hari kemerdekaan bersama warga lainnya dalam menggelar acara malam tirakatan.
Tirakatan atau tirakat merupakan tradisi masyarakat Jawa yang hendak memiliki hajat, bisa dilakukan sendiri atau secara bersamaan.
Tirakatan yang dilakukan secara bersama-sama sebagai contoh ketika hendak menyambut HUT Kemerdekaan RI, dilakukan pada malam jelang tujuhbelasan.
Serangkaian kegiatan malam tujuh belasan selain menyanyikan Lagu Tujuh Belas Agustus pula Lagu Kebangsaan, tidak lupa melaksanakan doa serta zikir tahlil untuk mengenang para pahlawan, jua demi kedamaian negeri tercinta Indonesia.
Sebagai puncak acara malam itu adalah makan bersama. Tahun lalu, seluruh warga menikmati jamuan di atas daun pisang.
Tahun ini pun sama, menyantap nasi gurih sambal trancam lauk ayam kampung berupa 17 ingkung ber-alas-kan daun pisang jua.
Sambal trancam terdiri dari irisan kacang panjang, potongan ampela ati dan tempe goreng berbalur parutan kelapa muda. Dibumbui gula, garam serta sedikit penyedap rasa. Rasanya hampir sama urap. Gurih.
Sedangkan lauk ingkung ayam kampung utuh yang direbus selama beberapa jam dengan bumbu rempah alami dan sedikit garam.
Tetapi ada pula yang menambahkan kunyit dalam bumbu bertujuan ayam lebih berwarna. Meskipun daging hanya dibumbui sederhana, tetapi rasanya nikmat tiada tara. Itulah keistimewaan rasa ayam kampung sebagai hidangan favorit.
Pencapaian tujuh belas ingkung hasil kontribusi dari 17 Kepala Keluarga(KK) ini secara tidak sengaja selaras dengan peringatan HUT RI.
Sayangnya, saya tidak bisa mengabadikan 17 ingkung  yang dijajar rapi beserta tumpeng. Meski demikian, saya bisa mengabadikan momen ketika tumpeng disajikan. Pula deretan ingkung yang dikemas dalam nampan beserta pendamping menu.
Malam itu, ada beberapa lembar daun pisang digelar. Di atasnya tersaji ingkung, nasi gurih, sambal trancam dan snack ala kadarnya.
Dalam setiap baris ada 16 orang dengan sajian 2 ingkung beserta hidangan pelengkap. Kebetulan di malam itu saya mendapat amanah dari sesepuh barisan untuk memotong ingkung.
Senyum riang menghiasi wajah segenap warga, anak-anak pun suka cita melahap hidangan yang tersedia. Tidak terasa malam pun semakin larut, dan purna sudah acara malam tirakatan.Â
Akhir cerita acara makan bersama sangat mengesankan, bagi saya ini tidak hanya sekadar makan bareng. Tetapi sebagai ajang silaturahmi bersama warga, jua memupuk rasa persaudaraan.Â
Alhamdulillah hajatan malam tujuhbelasan terselenggara dengan lancar. Merdeka!
#MalamTirakatan
#Semarak HUTRI
#MemperingatiHUTRIke-79
#ArtikelYuliyanti
#Klaten,31Agustus2024
#Tulisanke-598
#MenulisdiKompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H