Dalam permainan games lebaran keluarga ini sengaja saya buat begitu mudah. Saya memasukkan ke lima uang kertas disesuaikan dengan warna amplop.
Pertama-tama uang sepuluh ribuan saya masukkan ke amplop Idul Fitri berwarnah merah logo kue .
Selanjutnya amplop berwarna kuning berisikan uang kertas baru 75.000 an, sedangkan amplop biru dengan logo TAYO STATION berisikan uang kertas 50.000.
Amplop pink saya isi lembaran peci merah. Sedangkan amplop berwarna hijau muda berisikan pecahan 20.000.
Setelahnya, kelima amplop saya susun di atas sofa membentuk setengah lingkaran. Lalu menyuruh anak untuk mengambil satu sampul uang sesuai kemantapan hatinya.
"Horeee...aku entuk seket ewu."Â Ya, lembaran lima puluh ribuan berada dalam genggaman tangan Nak Nang. Ia pun tertawa riang sembari mengipaskan lembaran biru di depan wajahnya.
"Matur nuwun-matur matur nuwun, buk," rezeki anak Sholeh iki." Katanya ketika saya menambahkan sampul berwarna pink.
Kiranya anak saya riang gembira mendapatkan "uang pitrah," dari ibunya.
Bagi keluarga kami, memberi uang fitrah, atau salam tempel bukan semata-mata ingin memanjakannya. Namun, ada makna mendalam.
Yakni, sebagai bentuk apresiasi lantaran ia berhasil menjalankan puasa Ramadan satu bulan dengan ikhlas. Besar harapan kami kelak ia akan melakukan ibadah dengan lebih baik.
Besar harapan kami, kelak ia akan melakukan puasa lebih baik, juga gemar bersedekah di kala sempit maupun lapang.