Untukmu ibu, sekelumit tanda cintaku yang tak sebanding dengan pengorbananmu.
***
Ibu
Engkau laksana tetesan embun di keheningan pagi.
Tetesanmu sebening telaga, sejukkan hati.
Belai kasihmu selembut sutera.
Menenangkan kala jejak luka bertahta.
Ibu, walau kaki dan tanganmu tak sekokoh dulu.
Dan, kerut pun melengkapi figurmu.
Namun semangat juang  tetap menggebu.
Demi sesuatu yang bermukim di hatimu, anak-anakmu.
Meski aku bernaung di singgasana temaram.
Dan menimbun tajamnya kerikil tajam.
Tetapi engkau selalu ada dengan segenap cinta.
Menghapus jejak-jejak luka, menggapai cita.
Kau hapus butiran debu yang diterbangkan angin semusim.
Kau hilangkan jejak temaram.
Berharap embun tetap singgah di kelopak melati.
Berharap bunga kian mekar di hamparan gersang.
Ibu
Terima kasih atas cintamu, dedikasi dan perjuangan.
Kasih sayangmu laksana rembulan.
Mengubah hal kejam jadi keindahan.
Kaulah cahaya kehidupan.
***
Selamat Hari Ibu, bagi para Ibu di seluruh penjuru dunia.
#PuisiUntukmuIbu
#PuisiYuliyanti
#Tulisanke526
#Klaten,22 Desember2023
#MenulisdiKompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H