Dalam hal ini, pihak wanita yang dirugikan. Pasalnya, seorang wanita akan memulai kehidupan barunya sekaligus menjadi tulang punggung keluarga.
Bekerja untuk menghidupi diri sendiri dan buah hatinya jika hak asuh jatuh padanya. Sebagai wanita paruh baya tidak mudah mendapatkan sebuah pekerjaan sesuai keinginan.
Jika pun diterima kerja, upah yang didapat lebih kecil ketimbang pria di bagian pekerjaan serupa.
2. Dampak perceraian Anak  merasa kesepian
Bagi pasangan yang telah dikarunia anak, jika perceraian menjadi satu-satunya jalan yang harus ditempuh, maka akan berdambak buruk pada anaknya.
Dampak perceraian anak merasa kesepian, kehilangan arah serta figur orangtua sebagai pengayomnya.
3. Menjadi beban mental
Perceraian bisa menjadi beban mental, fisik serta masa depan anak-anak yang tidak terarah. Anak akan mengalami dilema, malu, dan sedih berkepanjangan bahkan bisa lebih tragis.
4. Kekerasan dalam rumah tangga
Selain beban mental, dampak perceraian lainnya anak bisa menimbulkan kekerasan dalam rumah tangga. Bisa-bisa nyawa pun melayang karenanya..Â
Seperti yang baru-baru ini terjadi di Desa Tenggala Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. Nasib malang dialami seorang bocah berusia 9 tahun, di harus meregang nyawa ditangan bibi dan pamannya.
Kisah di atas bisa dijadikan bahan pertimbangan, betapa dampak perceraian terlalu berat bagi yang mengalami, terutama anak-anak yang masih membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orangtuanya.
Sebagai orangtua, alangkah baiknya berpikir ulang jika ingin bercerai.
Pasalnya, cerai berarti melepaskan ikatan perkawinan. Dengan putusnya hubungan pernikahan, maka gugurlah hak antara suami isteri.
Sebagai pasangan yang sudah menikah dan dikarunia anak, alangkah baiknya mengalahkan "ego" dan selalu berdoa, mengupayakan perdamaian agar tidak terjadi perpisahan.Â