Lho-lho, atasi gelombang panas dengan dua metode, apa itu? Pasti para Pembaca bertanya demikian, ya? Hehe...pedenya, saya.
Baiklah, sebelum penulis menulis lebih lanjut, terlebih dulu saya akan berbagi kisah tentang cuaca yang berubah-ubah beberapa hari terakhir.
Pagi tadi, Rabu 10 Mei 2023 udara terasa gerah meski waktu baru menunjukan pukul 08:40 WIB. Tetapi siang ini, saat tulisan diunggah suhu pun berubah dari 28°C menjadi 32°C.
Beberapa hari cuaca di kota saya memang berubah-ubah, kondisi tersebut tentu mengikuti suhu pada hari itu, kemarin sebagian berawan dan kemarin lusa begitu membara.
 Iyahhhh....
Ya. Cuaca kemarin (lusa dini hari dingin), namun siang begitu terik. Suasana tersebut menyerupai musim kemarau panjang.
Saat panas begitu membakar, membuat tubuh kegerahan kebanyakan orang menyambut dengan minuman dingin untuk menyegarkan tenggorokan.
Terlebih-lebih bagi mereka yang melakukan perjalanan jauh, atau jasa ekpedisi, angkutan umum dan lain sebagainya, bisa-bisa membelokkan tujuan sesaat sekadar menggelontor tenggorokan dengan minuman segar.
Begitu pula yang sedang beraktivitas di dalam rumah. Selain kipas-kipas, senantiasa ditemani segelas minuman dingin.
Minuman es teh, sirup dingin, atau air yang tersimpan di kulkas menjadi buruan semua kalangan.
Semua dilakukan untuk menyegarkan tenggorokan serta tubuh yang merasa gerah kala Panas Ektrem.
Akan tetapi mengonsumsi air dingin ini bisa mengancam kesehatan, khususnya es yang sumbernya tidak higienis dan bagi mereka yang mempunyai riwayat alergi dingin.
Pula sedang menderita flu atau tenggorokan tidak nyaman, hal ini bakal memperparah keadaan.
Bagi mereka yang sehat, jika mengonsumsi air dingin secara berlebihan, bukan tidak mungkin bisa mendatangkan beragam masalah di kelak kemudian hari.
Saat panas ektrem yang terjadi beberapa pekan terakhir, sangat penting untuk mengonsumsi air sebagai transportasi oksigen yang tersalurkan ke setiap organ tubuh.
Meski demikian, haruskah air dingin yang dikonsumsi? Jawaban saya, tidak.
Berikut Cara saya menyiasati gelombang panas dengan beberapa metode. Â
Kali ini izinkan saya mengulas metode pertama.
1. Mengonsumsi air putih biasa
Di kampung tempat tinggal saya, kebiasaan mengonsumsi air putih biasa(suhu ruang) sudah dilakukan secara turun temurun. Bahkan jauh sebelum perangkat elektronik kulkas dan air mineral beredar.
Biasanya kami merebus air, setelah matang air didiamkan hingga dingin dalam ceret, atau kendi yang memberi efek dingin karena terbuat dari tanah liat.
Saya sendiri berusaha memenuhi asupan minuman air suhu ruang secukupnya, sesekali menambah air mineral guna mencukupi asupan yang dibutuhkan tubuh.
Seperti yang dianjurkan para ahli kesehatan, agar setiap hari meminum air putih sebanyak 8-9 gelas dengan tujuan, agar tubuh tidak dehidrasi atau kekurangan cairan.
2. Minum air hangat di pagi hari
Minum air hangat di pagi hari(bangun tidur hingga jelang aktivitas) menjadi rutinitas, tidak memedulikan cuaca ektrem mau pun dingin.
Saya belajar dari kebiasaan ibu meminum air putih biasa usai bangun tidur. Beliau nampak bugar dan, trengginas meski aktivitas saban hari naik turun gunung.
Selain itu, saya pernah membaca artikel, jika minum air putih hangat di pagi hari dapat melancarkan pencernaan, mencairkan tumpukan lemak, serta bisa merangsang aliran darah menuju usus.
Mengeluarkan racun dari tumbuh melalui keringat, melegakan hidung tersumbat, serta melancarkan peredaran darah.
Nah, setelah mengetahui beragam manfaat minuman hangat, saya dan suami lebih sering mengonsumsi ketimbang minuman dingin.Â
Meski demikian, bukan berarti kami tidak pernah meminum air dingin atau es. Ya, sesekali bolehlah, yang terpenting disesuaikan dengan kondisi tubuh agar kebutuhan cairan dalam tubuh terpenuhi.
Metode kedua dengan gaya busana
Selain metode pertama melalui asupan minuman, metode kedua dengan gaya busana. Setiap orang tentu akan menggunakan baju keseharian menurut tema. Eh, suasana hehe...
Ketika musim dingin orang cenderung mengenakan baju tebal agar terasa hangat. Begitu juga sebaliknya. Nah, saat panas ektrem saya sendiri mengenakan baju yang kainnya adem, mudah menyerap keringat.
Saya lebih sering mengenakan atasan putih yang dipadu padankan dengan celana panjang katun hitam berhijab simple.
Terkandang bawahan(rok) berkain katun rayon yang lembut, dan terkesan sejuk hingga mampu mencegah cuaca panas yang  menyengat tubuh.
Nah, itulah tips atasi gelombang panas dengan dua metode sederhana. Alhamdulilla, meski cuaca begitu gerah, aktivitas berjalan lancar.
Lalu, bagaimana dengan Anda?
Sekian dari saya, semoga tulisan ini bermanfaat. Salam hangat dan sehat selalu. Terima kasih sudah singgah.
#TipsAtasiPanasEktrem
#ArtikelYuliyanti
#Tulisanke-472
#Klaten, 08 Mei 2023
#MenulisdiKopasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H