Tetapi untuk menyingkat waktu, kami hanya mengunjungi tetua(4 rumah). Saat tempat kakak(S) kami disuguhi bakso berbahan daging ayam.
Sajian bakso isian terdiri dari penthol bakso, mie bihun, daun sawi dan bawang goreng dengan kuah cukup melimpah. Bakso favorit saya, ini. Karena saya tidak suka mie kuning sebagai pelengkap.
Tidak ingin menyia-nyiakan kuahnya yang hangat, hidangan tersebut langsung saya santap tanpa mengambil gambar terlebih dulu.
Saat asik menyantap, si Bungsu mengeluh kepedesen. Ia tertarik dengan sambal pelengkap bakso yang diduga tidak pedas. Nyatanya malah kebalikannya.Â
Saya pun hanya senyum-senyum melihat rana wajahnya yang memerah ketika menyuarakan kata; huh-hah- huh-hah...
Selang beberapa waktu, kami pindah ke tempat Mbakyu (T) yang sedang menerima ujian sakit stroke. Meski belum pulih dengan sempurna, setidaknya obrolan kami  nyambung.
Setelah kami saling bermaaf-maafan, beliau dan salah satu putrinya menawarkan aneka jajanan yang terhidang. Namun kami tidak menyatap lantaran perut kenyang.
Saat kami berpamitan, putri tertuanya membawakan sekantung plastik yang berisi beberapa bungkus bakso untuk oleh-oleh. Singkat cerita, usai tujuan untuk menjalin silaturahmi terpenuhi, kami pun pulang.
Sesampainya di rumah saya itung isi tas kresek tersebut berisi 9 bungkus bakso. Sayangnya antara kuah dan isian sudah dicampur terlebih dulu.