Lantunan doa menderas dalam sujud panjang. Namun jawabnya sebuah kabar yang menyakitkan. Meski demikian, hidup tetap berlanjut. Kabar bahagiamu takmampu menenggelamkanku di kubangan lumpur sembilu.Â
Maaf, jika aku keluarkan jurus egoku, meskipun hanya sekali waktu. Mengharap kau menoleh ke arahku seiring uluran tangan itu. Namun rasanya itu tidak mungkin, sekalipun kau berucap tak bahagia bersamanya.
Aku menulis larik demi larik bukan untukmu. Namun sebagai "memoar" yang selalu mengingtkan betapa lebih penting bahagia ketimbang cinta. Dan bahagiaku ada di depan mata.
#Merindukanmu
#Senandika03
#Tulisanke-433
#Klaten,15 Maret2023
#MenulisdiKompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H