Jelang disantap, bunga matahari diguyur kuah kaldu...amboi...selain bentuknya cantik lagi memikat rasanya nikmat bingit, Pembaca.
Maka takheran, jika sup ini kaya nutrisi. Bicara soal kenikmatannya, takkalah nikmat dengan sup lainnya, lho.
Kenapa sup ini dinamai sup matahari?
Keunikkan terdapat pada dadaran pembungkus isian. Sobekannya menyerupai sinar matahari, dan ternyata, cara mengolahnya tidak sulit, lho!Â
Hanya butuh ketelatenan, sebab melalui beberapa tahapan. Meski demikian, rasanya senang bisa merampungkan tantangan ini.
Ya, tantangan dari teman sesama Kompasianer yang tidak asing lagi, beliau Mbak Wahyu Sapta yang berdomisili di Kota Semarang, Jawa Tengah.
Dulu, saya pernah membuatnya, tetapi gagal. Kesalahan terletak pada dadaran, banyak yang sobek jadinya ambyar. Hehe..
Saat menerima tantangan Mbak Wahyu Sapta, saya mencari tutorial lewat kanal YouTube. Setelah memahami, lalu membuatnya dengan cara sedikit berbeda.
Terutama saat membuat sup, bumbu tidak dihaluskan juga tidak ditumis. Bumbunya menggunakan bumbu khas dapur yuliyanti.
Tepat pada tanggal 3 Desember 2022, saya mengolahnya, setelah matang, saya melaporkannya, "Mbak, Tantangan Berhasil" lewat sepotong video yang saya kirim lewat japrian.
Sup matahari cocok untuk semua kalangan, pula bisa dinikmati dalam segala suasana. Penasaran?