Mohon tunggu...
Yuliyanti
Yuliyanti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yuli adja

Yuliyanti adalah seorang Ibu Rumah Tangga memiliki kesibukan mengurus bisnis keluarga, Leader paytren, Leader Treninet. Sebagai penulis pemula telah meloloskan 7 antologi. Penulis bisa ditemui di IG: yuliyanti_leader_paytren Bergabung di Kompasiana 20, Oktober 2020

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ibu Sosok Mulia Nan Hebat, Semangatnya Tak Lekang dari Masa ke Masa

22 Desember 2022   18:44 Diperbarui: 22 Desember 2022   20:40 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ibu di antara tanaman. Dokumen Fathandia

Masih melekat dalam ingatan, pada suatu masa remaja, saya, nenek dan adik sedang sakit silih berganti. Dalam hal ini, kondisi saya sakinya paling parah. Hingga tidak tidak bisa menelan obat, sekalipun butiran penawar diperkecil menjadi empat bagian.

"Lha kapan mari, obate metu terus? [ Lha kapan sembuh, obatnya keluar terus? satu-satunya jalan harus dirujuk ke Rumah sakit untuk pembedahan organ dalam!" ujar ahli kesehatan pada waktu itu.

Setiap kita manusia bila sakit tentunya mengingkan kesembuhan tanpa adanya pembedahan, bukan? begitu pula saya. Maka, keluarga tidak patah semangat, tetap berdoa, berikhtiar semampunya.

Saat itulah, Allah menjawab lantunan doa ibu. Atas izin-Nya, melalui jemari tangannya, yang terampil meracik butiran obat hingga menjadikannya serbuk halus.

Tangan ibu menghaluskan obat, lalu mencampurnya dengan sedikit air. Dengan sabar dan telaten menyuapi sesendok demi sesendok penawar ke mulut saya. 

Pahit, pasti iya. Sebab, butiran yang dihaluskan kemudian dicampur air menumbuhkan rasa pahit yang begitu melekat. 

Namun, siapa sangka, justeru cara tersebut mampu mengguyur luka dalam. Dan...beberapa pekan kemudian, saya dinyatakan sembuh.

 Alhamdulillah. Saat merawat nenek dan adik, ibu juga sabar dan telaten mengatur jadwal makan serta minum obatnya hingga semua pulih seperti sedia kala.

Menjalani hidup sederhana, wajahnya laksana permata


Sebagai ibu rumah tangga, ibu menjalani hidup dengan kesederhanaan. Tetap bekerja tanpa kenal lelah, mengupayakan hal terbaik bagi keluarganya. 

Bahkan, takjarang ia beraktivitas sedari jelang matahari terbit hingga mata suami terpejam di peraduan, ibu masih mengurus pernak-pernik pekerjaan, hingga jelang ia merebahkan kepala di pembaringan.

Ibu menjalani dengan ihklas, keihklasan, kemurahan hatinya, membuat parasnya laksana permata. Dan bukan karena polesan tabir surya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun