Ketika memulai usaha saya dibantu saudara, sekalipun hanya sebatas jam kerja. Setelahnya, sendiri lagi...hehe. Persis sebuah lagu yang lagi nge-hit di era 90-an. Kesendirian tersebut saya nikmati selama hampir tujuh tahun.
Hidup terpisah dari keluarga sekalipun hanya berjarak belasan kilometer, tetap saja merasa kesepian. Syukurlah, di tempat baru tersebut mempunyai tetangga yang sangat ramah dan baik.
Pertama menempati rumah, orangtua mengadakan tasyakuran kecil dan mengundang tetangga dekat. Momen tersebut kami gunakan untuk mengenal lebih dekat.
1. Menjadi tetangga baik
Kehadiran saya sebagai warga baru harus mengenali(berkenalan) dengan tetangga dekat serta berusaha menjadi tetangga baik kepada setiap orang.
Terlebih-lebih kepada ketua RT setempat. Tetangga kanan kiri dan sekitarnya. Dengan demikian akan tercipta Hidup Bertetangga dengan baik.
2. Menghormati dan berbagi
Sebagai pendatang apalagi saya bisa dibilang warga termuda, harus menghormati kepada sesama, terlebih-lebih pada sesepuh setempat. Selain itu, harus bersikap sopan menghormati segala aturan, ramah kepada setiap orang.
Pula berbagi rezeki sekalipun hanya seteguk air serta sepotong roti. Berusaha untuk hidup rukun dengan tetangga.
3. Bersosialisasi di lingkunganÂ
Bersosialisasi di lingkungan dengan tetangga adalah bagian dari rutinitas keseharian.Â
Hal ini sangat penting untuk menjaga hubungan baik, bersikap baik, membaur dengan kegiatan di lingkungan. Sebagai contoh kecil, yakni mengikuti kegiatan Rukun Tetangga(RT) setempat.
4. Tetangga adalah orang tua kedua.
Setelah menempati rumah dan membaur dengan warga setempat, orang tua juga berpesan kepada saya untuk selalu bersikap baik dengan tetangga.
"Nduk, jadilah tetangga yang baik yho. Ibuk e sebelah jadikan orang tua keduamu yho, Nduk! Sebab, tetangga orang pertama yang bakal menolongmu jika membutuhkan bantuan."