Mohon tunggu...
Yuliyanti
Yuliyanti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yuli adja

Yuliyanti adalah seorang Ibu Rumah Tangga memiliki kesibukan mengurus bisnis keluarga. Sebagai penulis pemula telah meloloskan 7 antologi. Penulis bisa ditemui di IG: yuliyanti_yuli_adja Bergabung di Kompasiana 20, Oktober 2020

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tips Menjaga Diri saat Terjebak di Kerumunan

3 November 2022   11:24 Diperbarui: 4 November 2022   12:04 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto  Ka'bah. Sebagian umat muslim yang tawaf dan berdesakan di depan Ka'bah. Dokpri yuliyanti

Menonton konser, dan berdesak-desakan?

Ah...tidak! 

Karena saya ini bukan tipe orang gila keramaian. Seperti nonton konser musik, festival, pertandingan olahraga dan lain sebagainya yang memicu kerumunan apalagi berdesakan.

Berkerumun di sebuah pertunjukan bisa berakibat tidak baik. Sama seperti yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang. Pula pada perayaan Festival Halloween di kawasan Itaewon, Seoul, Korea Selatan baru-baru ini.

Jauh sebelum pandemi, hingga saat ini protokol kesehatan dilonggarkan, saya tidak pernah menyentuh tempat serupa untuk mencari kesenangan diri.

Meski demikian, saya mempunyai beberapa Pengalaman Terdesak dalam Kerumunan bersama ibu ketika usai melaksanakan ibadah umrah pada tahun 2018. Sungguh peristiwa yang selalu terkenang sepanjang sejarah kehidupan kami. 

Beberapa peristiwa yang akan saya ulas ketika kami di Mekah.

Peristiwa pertama saat saya, ibu beserta jemaah usai tawaf ingin mendekati Ka'bah. Kami selalu bergandengan tangan agar tidak terpisah.

Selesai tawaf dan jelang memasuki Hijir Ismail, saya dan ibu bergerak selangkah demi selangkah mendekati Hajar Aswad dan Ka'bah. 

Diiringi doa, dzikir dan selawat, tubuh kami bergerak maju menuju kerumunan. Membaur dengan kaum muslim dari berbagai negara yang tak terhitung jumlahnya.

Di antara kerumunan orang yang tidak bisa dibelah, Allah menurunkan pertolongan. Entah dari mana asal mula, tiba-tiba saya bisa mendapati Ka'bah lalu menciumnya berulang-ulang. 

Tidak cukup sampai di situ, saya mendapatkan celah cukup lebar untuk mendekati Hajar Aswad. Dan...sedikit lagi sampai di depannya. Namun, tangan ini belum bisa menjangkau karena terhalang tubuh-tubuh kekar.

Ketika saya mendongakkan kepala, orang bertubuh tinggi besar tersebut merangsek menuju Hajar Aswad yang dijaga beberapa petugas yang membuat nyali menciut.

Tetapi kedua tangan saya bisa menyentuh tepi batu yang menyatu dengan Hajar Aswad dan Ka'bah. Saat itu saya baru menyadari keberadaan ibu taklagi disamping saya.

Ya, genggaman tangan kami terlepas. Saya mencoba menengok, namun tertutup tubuh-tubuh yang cukup tinggi dan besar.

Tidak ingin kehilangan momen indah, seketika memanjatkan doa dan sebagai penutup saya cium batu dan Ka'bah berkali-kali.

Oh iya, bahwa batu dan Ka'bah tersebut memiliki aroma sangat harum banget, Pembaca.

Setelah menuntaskan sunnah mencium dan mengusapnya, saya teringat ibu dan langsung mencarinya. Secara perlahan menggeser tubuh ke kanan.

Syukur Alhamdulillah, saya menemukan beliau sedang berdoa dan mencium Ka'bah. Kemudian kami berpelukan, takkuasa menahan tangis bahagia.

Setelah rasa rindu Ka'bah terobati, kami bergerak setapak demi setapak keluar dari kerumunan menuju Hijir Ismail. Syukurlah, bertemu rombongan. Kami memasuki pintu Hijir Ismail, lalu sholat sunnah secara bergantian dalam penjagaan pimpinan biro.

Setelah selesai salat, saya dan ibu minta izin kepala biro untuk berdoa di bawah Talang Emas. Tempat mustajab yang menjadi impian jutaan muslim untuk berdoa di kawasan Ka'bah.

 Alhamdulillah, semua berjalan lancar sesuai harapan dan doa yang saya panjatkan jauh sebelum keberangkatan.

Namun ibu saat menuju Talang Emas tangannya di tarik petugas. Akan tetapi beliau sempat menyentuk Ka'bah untuk kedua kalinya dan kami keluar pintu untuk menunaikan ibadah lain, yakni Sa'i.

Berikut beberapa  Tips menjaga diri saat terjebak di Kerumunan.

1. Ikuti arus jangan melawan

Jika berada dalam kerumunan, usahakan untuk tidak melawan arus. Arus perjalanan waktu itu hanya ada dua pilihan, yaitu mendekati Ka'bah dan keluar menjahuh. Tangan saya dan ibu saling terpaut menyilang di dada. Dan kami berjalan mengikuti arus menuju Hajar Aswad atau arah ke Ka'bah mengikuti pergerakan tubuh.

2.Usahakan tetap berdiri jangan sampai jatuh.

Bila terjebak dalam kerumunan sendirian, usahakan tetap berdiri jangan sampai jatuh. Sebab, jika sampai jatuh dikerumunan, maka akan kesulitan untuk kembali berdiri. Risiko tidak hanya terinjak oleh orang lain.

3. Meringkuk seperti janin

Siapapun tidak menginginkan dirinya terjatuh karena berdesakan di dalam kerumunan. Namun bila kondisi tersebut tidak terelakkan, lindungi diri jangan sampai menghadap ke atas atau bawah(lantai).

Jika sampai terjadi maka akan sangat berbahaya. Dan posisikan tubuh meringkuk seperti janin untuk melindungi bagian vital tubuh dari agar tidak terinjak orang lain.

Selain itu, silangkan kedua tangan di depan dada untuk melindungi jantung dan tulang rusuk agar tidak terluka. Sembari terus berdoa mohon pertolongan kepada Allah SWT, semoga dimudahkan segala urusan, dan, dan sehat.  (Sumber )

Nah, itulah Tips Manajemen Kerumunan ala saya. Sekian, semoga bermanfaat. Salam sehat selalu.

#TipsMelindungiDiri
#ArtikelYuliyanti

#TulisanKe-387
#Klaten, 03 November 2022
#MenulisdiKompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun