Penggunaan jadah berasal dari istilah amik-amik yang dalam bahasa Jawa tersebut Nyamikan yang disuguhkan.
Awalnya kudapan tersebut digunakan dalam rangkaian sesaji manten, makanya lebih dikenal dengan jadah manten.
Namun seiring berjalannya waktu, nyamikan tersebut disuguhkan pula sebagai hantaran bagi para tamu atau tetangga dekat yang membantu berlangsungnya hajatan.
***
Makna mendalam yang terkandung dalam jadah manten
Sebagaimana yang saya tulis di atas, jadah mempunyai sejarah, pula sarat makna mendalam tentang kehidupan.
Konon menurut cerita orang tua, makna mendalam yang terkandung dalam jadah manten adalah, harapan para leluhur supaya kedua mempelai senantiasa hidup rukun, seiring sejalan dalam mengarungi biduk rumah tangga.
Pasangan suami isteri(pasutri) kudu atut runtut tansah reruntungan ing sarino sawengine (harus selalu rukun bersama-sama setiap hari) dalam suka maupun duka, seperti halnya ketan di dalam jadah yang selalu lengket.
***
Budaya Jawa terkenal beraneka ragam, begitupula kulinernya. Disetiap kuliner terkandung pesan luhur para leluhur. Salah satunya terdapat dalam makanan tradisional berbahan ketan.
Filosofi ketan syarat makna kehidupan, yang jarang diketahui oleh sebagian orang adalah: