Selain membuat gorengan, ibu juga bertani. Menggarap ladang milik tetangga menggantikan bapak yang sedang merantau.
***
Harapan untuk mengecap jenjang pendidikan lebih tinggi pupus, maka saya putuskan ikut nenek ke tempat saudara. Di sana kami membantu kerepotan salah satu kerabat di Kota Semarang.
Bekerja dan mencari ilmu apapun itu, demi untuk meringankan beban keluarga. Serta membantu biaya sekolah adik-adik meskipun sebatas Sekolah Menengah Pertama(SMP).
Singkat cerita, titian tangga  telah mengantar saya pada satu fase kehidupan yang lebih layak dari sebelumnya.
***
Oleh-oleh untuk keluarga
Suatu ketika, saat kepulangan usai mendapat gaji pertama dari perusahaan garment, saya membeli beberapa oleh-oleh. Niatnya akan dinikmati bersama saat malam tiba.
Biasanya setiap malam sebelum tidur, kami sekeluarga menggelar tikar di halaman rumah. Kebiasaan hampir tiap malam kami lakukan. Asalkan tidak turun hujan.
Menikmati indahnya langit bertabur bintang dan rembulan, rasanya asyik. Apalagi sambil menikmati cemilan. Diselingi riuh tawa renyah membuat suasana bahagia.
Namun, tetiba bapak berbicara, membuat jantung berdebar. Pasalnya, beliau tergolong orang yang tidak suka bicara banyak. Namun, saat berkata pastilah sesuatu yang amat berharga.