Mohon tunggu...
Yuliyanti
Yuliyanti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yuli adja

Yuliyanti adalah seorang Ibu Rumah Tangga memiliki kesibukan mengurus bisnis keluarga. Sebagai penulis pemula telah meloloskan 7 antologi. Penulis bisa ditemui di IG: yuliyanti_yuli_adja Bergabung di Kompasiana 20, Oktober 2020

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Tips Membuat Lada Bubuk agar Aroma Harum dan Awet

26 Mei 2022   16:53 Diperbarui: 26 Mei 2022   21:56 3210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses penyaringan agar benar-benar halus. Dokpri yuliyanti

Dua pekan terakhir, sedari belum subuh saya sudah ubek di dapur menyiapkan menu sahur. Kebetulan beberapa hari sedang menunaikan puasa (bayar utang Ramadhan) berlanjut puasa syawal bersama suami.

Aktivitas tersebut berkesinambungan hingga pagi hari. Menyiapkan sarapan untuk NakNang sebelum berangkat sekolah. Terkadang ia minta sarapan nasi beserta lauk telur dadar. 

Namun, takjarang cukup segelas susu hangat dalam mengawali pagi ceria. Nah, kalau tidak sarapan nasi, alamat bakal jajan di kantin sekolah. Tapi tak apalah, saya tidak akan membahasnya di sini.

***
Kemarin pagi saya ingin membuat sayur sup untuk menu santap siang karyawan. Dalam menghidangkan menu tersebut, tentunya memerlukan beberapa bumbu, salah satunya lada butir atau bubuk.

Lada, disebut juga merica atau sahang, yang mempunyai nama Latin Piper nigrum adalah sebuah tanaman yang kaya akan kandungan kimia, seperti minyak lada, minyak lemak, juga pati. Lada bersifat sedikit pahit, pedas, hangat, dan antipiretik. Wikipedia.

***

Menggunakan lada atau merica dalam masakan tentunya tidak asing lagi. Apalagi bagi kawan sesama kompasianer yang kerap memasak menggunakan bumbu rempah.

Pasalnya, rempah yang satu ini fungsinya tidak hanya menambah aroma. Tetapi juga memberi rasa pedas yang khas lada.

Kelezatan khas Nusantara tentu tidak lepas dari peranan bumbu dan rempah. Mengingat perannya cukup penting, membuat sebagian orang untuk menyetok lada butir hingga bubuk.

Begitu halnya saya. Namun demikian, saya ingin menggunakan merica yang disangrai terlebih dulu sebelum dihaluskan. Setiap memasak, selalu memakai metode ini. Sebab, rasanya jauh lebih enak.

Mengingat buliran merica masih banyak, tetiba muncul ide ingin membuat lada bubuk sendiri. Tentunya dalam kapasitas lebih banyak. Sekalian buat persediaan. 

Soal rasa, jangan ditanya deh. Selain itu, saat memasak tinggal cemplung-cemplung sehingga menyingkat waktu di dapur.

Tidak bisa dimungkiri dalam hal memasak membutuhkan waktu banyak, karena prosesnya yang njlimet. Belum lagi semisal bumbu dapur lainnya kurang.

Menyikapi hal tersebut, maka agenda memasak saya rubah menjadi siang jelang bersantap. Sedangkan pagi itu melanjutkan membuat lada bubuk yang harum, enak dan awet.

Dalam menyetok rempah (lada bubuk) melalui beberapa tahapan dengan cara yang benar, supaya aroma tetap terjaga, rasa pun tak pudar. Seperti rasa hatiku padanya, ciee...

Sebelum melangkah ke proses selanjutnya, ada beberapa tips yang perlu kita ketahui sebelum membuat lada bubuk, yaitu;

1. Menyangrai lada butir
2. Penyimpanan dalam toples tertutup
3. Meletakkan di ruangan yang gelap (kitchen seat)
4. Menyimpan di lemari es

Berikut tahapan cara membuat lada bubuk berikut cara menyimpan rempah, agar rasa dan aroma tak mudah pudar. Tips ini sudah teruji di dapur yuliyanti, bisa dipraktikan di rumah Anda.

Simak panduan ini dengan seksama ya, Pembaca!

Bahan utama:

  • 50 gram lada putih butir


Piranti yang diperlukan:

  • 1 botol atau toples beling (kaca) dengan tutup rapat, sertakan sendok takar bila ada.
  • Cobek dan ulekan atau blender untuk menghaluskan merica.


Cara membuat:

Lada putih siap disangrai. Dokumen yuliyanti
Lada putih siap disangrai. Dokumen yuliyanti

Pertama: Panaskan wajan teflon, tuang lada ke dalamnya. Aduk-aduk. Sangrai merica hingga menimbulkan bunyi kritik-kritik dan lada berubah warna agak kecokelatan (matang). Angkat.

Tahapan menyangrai lada. Dokumen pribadi yuliyanti
Tahapan menyangrai lada. Dokumen pribadi yuliyanti

2. Ambil cobek, ulek merica sampai halus. Diblender juga bisa, tetapi saya lebih suka mengulek. (3&4) Dalam tahapan ini, aroma nikmat khas lada menguar. Hmmm...enak pokok-e.

Proses pengulekan lada. Foto pribadi yuliyanti
Proses pengulekan lada. Foto pribadi yuliyanti

3. Saring atau diayak, lada yang diulek menggunakan saringan stenlis. Sisihkan.

Cara mengayak lada menggunakan saringan stenlis. Dokumen yuliyanti
Cara mengayak lada menggunakan saringan stenlis. Dokumen yuliyanti

4. Bila masih ada yang kasar, haluskan lagi hingga semua benar-benar halus. Kemudian saring kembali hingga selesai.

Proses penyaringan agar benar-benar halus. Dokpri yuliyanti
Proses penyaringan agar benar-benar halus. Dokpri yuliyanti

5. Setelah selesai, tuang lada bubuk ke dalam toples tempat menyimpan bumbu, tutup rapat-rapat baru kemudian disimpan dalam ruangan terlindung. 

Lada bubuk yang beraroma harum siap pakai, tersimpan dslam toples tertutup. Dokumen yuliyanti
Lada bubuk yang beraroma harum siap pakai, tersimpan dslam toples tertutup. Dokumen yuliyanti

Seperti halnya tempat kichen seat atau di lemari pendingin. Dengan demikian aroma dan rasa lada tetap terjaga meski disimpan cukup lama. Menurut beberapa sumber cara menyimpan lada bubuk bisa bertahan hingga empat bulan. Metode ini dapat digunakan pada lada butir dan bubuk.

Nah, mudah kan, cara membuatnya?

Tentunya hasil olahan ini bakal menjadi penambah rasa nikmat disetiap olahan Anda. Apalagi sebentar lebaran kurban. 

Tiada salahnya Anda menyetok lada giling untuk semua jenis masakan berbahan daging merah. Wis maknyus pokok-e, Pembaca.

Saya sudah memakai untuk membuat sup. Dan rasanya, maknyusss. Tunggu resepnya di unggahan berikutnya. Sekian dalam berbagi semoga tips ini bermanfaat.

Salam kuliner dan sehat selalu untuk Anda di manapun berada.

Referensi 1, 2

#Artikelyuliyanti
#TipsMembuatLadaBubukHingga MenyimpanDenganBenar

#Tulisanke-322
#Klaten, 26 Mei 2022
#MenulisdiKompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun