Dua pekan terakhir, sedari belum subuh saya sudah ubek di dapur menyiapkan menu sahur. Kebetulan beberapa hari sedang menunaikan puasa (bayar utang Ramadhan) berlanjut puasa syawal bersama suami.
Aktivitas tersebut berkesinambungan hingga pagi hari. Menyiapkan sarapan untuk NakNang sebelum berangkat sekolah. Terkadang ia minta sarapan nasi beserta lauk telur dadar.Â
Namun, takjarang cukup segelas susu hangat dalam mengawali pagi ceria. Nah, kalau tidak sarapan nasi, alamat bakal jajan di kantin sekolah. Tapi tak apalah, saya tidak akan membahasnya di sini.
***
Kemarin pagi saya ingin membuat sayur sup untuk menu santap siang karyawan. Dalam menghidangkan menu tersebut, tentunya memerlukan beberapa bumbu, salah satunya lada butir atau bubuk.
Lada, disebut juga merica atau sahang, yang mempunyai nama Latin Piper nigrum adalah sebuah tanaman yang kaya akan kandungan kimia, seperti minyak lada, minyak lemak, juga pati. Lada bersifat sedikit pahit, pedas, hangat, dan antipiretik. Wikipedia.
***
Menggunakan lada atau merica dalam masakan tentunya tidak asing lagi. Apalagi bagi kawan sesama kompasianer yang kerap memasak menggunakan bumbu rempah.
Pasalnya, rempah yang satu ini fungsinya tidak hanya menambah aroma. Tetapi juga memberi rasa pedas yang khas lada.
Kelezatan khas Nusantara tentu tidak lepas dari peranan bumbu dan rempah. Mengingat perannya cukup penting, membuat sebagian orang untuk menyetok lada butir hingga bubuk.
Begitu halnya saya. Namun demikian, saya ingin menggunakan merica yang disangrai terlebih dulu sebelum dihaluskan. Setiap memasak, selalu memakai metode ini. Sebab, rasanya jauh lebih enak.
Mengingat buliran merica masih banyak, tetiba muncul ide ingin membuat lada bubuk sendiri. Tentunya dalam kapasitas lebih banyak. Sekalian buat persediaan.Â
Soal rasa, jangan ditanya deh. Selain itu, saat memasak tinggal cemplung-cemplung sehingga menyingkat waktu di dapur.
Tidak bisa dimungkiri dalam hal memasak membutuhkan waktu banyak, karena prosesnya yang njlimet. Belum lagi semisal bumbu dapur lainnya kurang.
Menyikapi hal tersebut, maka agenda memasak saya rubah menjadi siang jelang bersantap. Sedangkan pagi itu melanjutkan membuat lada bubuk yang harum, enak dan awet.
Dalam menyetok rempah (lada bubuk) melalui beberapa tahapan dengan cara yang benar, supaya aroma tetap terjaga, rasa pun tak pudar. Seperti rasa hatiku padanya, ciee...
Sebelum melangkah ke proses selanjutnya, ada beberapa tips yang perlu kita ketahui sebelum membuat lada bubuk, yaitu;
1. Menyangrai lada butir
2. Penyimpanan dalam toples tertutup
3. Meletakkan di ruangan yang gelap (kitchen seat)
4. Menyimpan di lemari es
Berikut tahapan cara membuat lada bubuk berikut cara menyimpan rempah, agar rasa dan aroma tak mudah pudar. Tips ini sudah teruji di dapur yuliyanti, bisa dipraktikan di rumah Anda.
Simak panduan ini dengan seksama ya, Pembaca!
Bahan utama:
- 50 gram lada putih butir
Piranti yang diperlukan:
- 1 botol atau toples beling (kaca) dengan tutup rapat, sertakan sendok takar bila ada.
- Cobek dan ulekan atau blender untuk menghaluskan merica.
Cara membuat:
Pertama: Panaskan wajan teflon, tuang lada ke dalamnya. Aduk-aduk. Sangrai merica hingga menimbulkan bunyi kritik-kritik dan lada berubah warna agak kecokelatan (matang). Angkat.
2. Ambil cobek, ulek merica sampai halus. Diblender juga bisa, tetapi saya lebih suka mengulek. (3&4)Â Dalam tahapan ini, aroma nikmat khas lada menguar. Hmmm...enak pokok-e.
3. Saring atau diayak, lada yang diulek menggunakan saringan stenlis. Sisihkan.
4. Bila masih ada yang kasar, haluskan lagi hingga semua benar-benar halus. Kemudian saring kembali hingga selesai.
5. Setelah selesai, tuang lada bubuk ke dalam toples tempat menyimpan bumbu, tutup rapat-rapat baru kemudian disimpan dalam ruangan terlindung.Â
Seperti halnya tempat kichen seat atau di lemari pendingin. Dengan demikian aroma dan rasa lada tetap terjaga meski disimpan cukup lama. Menurut beberapa sumber cara menyimpan lada bubuk bisa bertahan hingga empat bulan. Metode ini dapat digunakan pada lada butir dan bubuk.
Nah, mudah kan, cara membuatnya?
Tentunya hasil olahan ini bakal menjadi penambah rasa nikmat disetiap olahan Anda. Apalagi sebentar lebaran kurban.Â
Tiada salahnya Anda menyetok lada giling untuk semua jenis masakan berbahan daging merah. Wis maknyus pokok-e, Pembaca.
Saya sudah memakai untuk membuat sup. Dan rasanya, maknyusss. Tunggu resepnya di unggahan berikutnya. Sekian dalam berbagi semoga tips ini bermanfaat.
Salam kuliner dan sehat selalu untuk Anda di manapun berada.
#Artikelyuliyanti
#TipsMembuatLadaBubukHingga MenyimpanDenganBenar
#Tulisanke-322
#Klaten, 26 Mei 2022
#MenulisdiKompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H