Mohon tunggu...
Yuliyanti
Yuliyanti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yuli adja

Yuliyanti adalah seorang Ibu Rumah Tangga memiliki kesibukan mengurus bisnis keluarga. Sebagai penulis pemula telah meloloskan 7 antologi. Penulis bisa ditemui di IG: yuliyanti_yuli_adja Bergabung di Kompasiana 20, Oktober 2020

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Penantian Diujung Senja

3 Maret 2022   15:04 Diperbarui: 5 Maret 2022   20:15 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar https://www.marthasimanjuntak.web.id/sabar-menanti-waktu-tuhan/

Untukmu yang ada di seberang sana
Semoga kau dalam kebahagian,
harimu selalu indah. Begitu pun denganku, berkat munajatmu, aku dalam kebaikkan.
Selanjutnya, aku ingin menulis untukmu, tentang kita.

Bersama malam yang pekat, aku ingin meracik kata. Serangkai tulisan ini mewakili segenap hati. Bakal mengulas secuil kisah yang terlewati.

Tiga tahun yang lalu, kita bertemu. Kala itu aku penasaran dengan sosokmu yang bersahaja. Semenjak berkenalan, hati ingin selalu menyapa, pula sebaliknya.

Ya, akhirnya saling berbalas sapa. Menyulam kata, hingga waktu membawa kita menanjak. Senang bisa mengenalmu lebih dekat.

Tiga warsa berlalu begitu cepat. Tanpa terasa jalinan semakin erat, terkadang menimbulkan rindu yang berat, menggebu, tapi tersekat.

Bibirku selalu mengucap kata, "aku ingin bertemu" karena rindu. Dan kau jawab "sabarkan hatimu menanti waktu Tuhan mengabulkan."


Kendati begitu, rindu ini tetap bertahta. Kata orang, penantian itu begitu berat, dan melelahkan. Meluruhkan segenap asa, mematahkan impian. Aku berharap segera tiba waktuku . 

Berada di sampingmu harapan terbesar. Menatapmu lebih lekat impian terbesar. Lalu memandang bintang yang berpendar. Hingga purnama memancar.

Dalam penatian lapang dada. Karena, di lubuk hatiku, bertahta anugerah cinta. Dan kasih sayang untukmu. Dua rasa saling berpagut, hingga mampu mengalahkan rentang waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun