Tahu Tempe Langka, Benarkah?
Beberapa hari yang lalu, berbagai media menayangkan berita perajin tahu-tempe mulai hari Senin, 21/02/2022 hingga Rabu 23/02/2022, di beberapa daerah akan melakukan mogok produksi.
Aksi tersebut guna menyikapi soal harga bahan baku (kedelai) yang meroket akhir-akhir ini.
Melonjaknya harga kedelai kian mencekik, membuat perajin terpaksa mogok. Sehingga membuat bahan sumber protein tersebut langka di pasaran.
Benarkah?
Rasa penasaran yang tinggi dengan berita di atas, saya segera meluncur ke penjual sayur keliling yang membuka lapak di pojok rumah.
Setibanya di sana, pertama kali yang saya lihat rak gerobak sayur sebelah kiri bagian bawah.
Di rak tersebut masih tersedia bahan yang saya butuhkan. Seketika itu, saya meminta izin kepada Mas Agus, pemilik gerobak untuk mengambil gambar dagangannya.
Ketika memotret bahan sumber protein tersebut, ada seorang ibu yang memerhatikan saya. Sebut saja namanya Bu Icha.
Beliau mengomentari aksi yang saya lakukan tidak seperti biasanya. "Pasti ini mau dibuat status. Â Tahu Tempe Langka. Hehe." Selorohnya.
Saya pun tersenyum sambil menjawab, " Untuk bahan tulisan di Kompasiana, bu."
Selain aksi memotret dagangan, saya juga mengambil dua bungkus tahu putih, serta beberapa jajanan pasar seperti buah jeruk, roti tawar, jenang pati kanji, susu kedelai dan keperluan dapur lainnya.
Kemudian meletakan belanjaan di dekat Mas Agus, untuk memudahkan ia mengitung jumlah nominal yang harus saya bayar.
***
Berita mogoknya Perajin tahu dan tempe pada Hari Senin, 21/02/2022 lalu tidak berpengaruh di Klaten. Bahkan, hingga tulisan ini tayang di Kompasiana, 23/02/2022 masih berproduksi alias tidak ikut mogok.
Buktinya, saya masih bisa membelinya. Tahu dan tempe makanan khas Indonesia yang terbuat dari fermentasi kedelai.
Sedangkan tahu makanan yang terbuat dari endapan perasan biji kedelai yang mengalami koagulasi.
Tahu berasal dari Negeri Tiongkok, seperti halnya kecap, tauco, bakpau, dan bakso.
Tahu dan tempe digemari setiap lapisan masyarakat. Selain rasanya enak, harganya murah, mudah didapat juga berprotein tinggi. Wikipedia.
Ya, bahan yang mengandung protein tersebut hampir setiap hari menghiasi meja makan kami.
Foto di atas, tahu tempe menghiasi meja makan kami. Entah sebagai pendamping sup atau soto. Lauk tersebut sebagai pelengkap nasi hangat.
Sesekali bahan tersebut saya jadikan tumisan, ketika berlauk telur dadar pedas. Begitupun hari ini, ketika memasak rica ayam, dan tumis pepaya, lagi-lagi tahu tempe melengkapi.
Terkadang tahu saya goreng, dibuat bacem, atau sebagai isian cemilan.
Begitupula dengan tempe, seringnya digoreng tanpa tepung(wudo) atau bikin mendoan.Â
Tempe goreng sisa kemarin pun, bisa dibikin sambal yang memikat, lho! Sedangkan beseman(setengah busuk) dimasak rica tak kalah nikmatnya.
Anda bisa membaca resep tersebut di akhir artikel ini.
Kembali ke judul awal, menyikapi aksi mogok para pembuat tahu-tempe.
Mengutip dari detikjateng.com- Perajin tahu-tempe di Kabupaten Klaten, mereka tidak ikutan mogok menyikapi naiknya harga bahan baku kedelai.
Seperti dijelaskan Sekretaris Primer Koperasi Tahu-Tempe(Kopti) Klaten, Dody Eka Wardana kepada detikjateng, Senin 21/2/2022.
Memang harga kedelai akhir-akhir ini melonjak pesat, hingga mencapai angka Rp 11. 250 perkilogram.
Naiknya harga kedelai, tentunya menyulitkan perajin dan berdampak menurunnya produksi sekitar 50 persen.Â
Demi mempertahankan usaha tersebut, perajin juga harus menyiasati dengan memperkecil atau mengurangi takaran dari sebelum kedelai naik.
Seorang perajin tahu dari desa Kalangan, Kecamatan Pedan, Toni(60), mengatakan, siasat memperkecil ukuran ditempuh agar usahanya tetap bertahan hingga harga kedelai normal.
***
Â
Mengutip dari beberapa sumber, terkait aksi mogok perajin tahu dan tempe, karena pemerintah tidak mengabulkan tuntutannya.
Adapun tuntutan mereka adalah:
1. Harga tahu dan tempe dinaikan serta diumumkan pihak pemerintah Dengan begitu akan membantu perajin tahu.
2. Harga kedelai jangan naik setiap hari. Namun bisa stabil hingga  beberapa bulan.
3. Perajin meminta supaya pemerintah membentuk skema subsidi harga kedelai dipatok kisaran 9-10 ribu per kilogram.
Menyikapi aksi mogok saudara perajin tahu dan tempe ini, harapan saya semoga kelangkaan kedelai segera teratasi.
Sehingga kita bisa menikmati lauk sumber protein ini dengan suasana nyaman di hati. Meski bayang-bayang pandemi belum hilang dari bumi pertiwi.
Baca juga :
"Tahu Bacem anti Gagal, Hidangan Legendaris Citarasa Manis"Â
"Tahu Bacem Magel, Kenikmatan yang Hakiki dari Menu Kesederhanaan"
Satu Olahan Tempe Besem, Jadikan Menu Lebih Bervariasi - Kompasiana.com - Â
Jangan Buang Sisa Tempe Goreng, dibikin sambal aja, Enak Loh - Kompasiana.com -Â
#Artikelyuliyanti
#TopikpilihanTahuTempeLangka
#Tulisanke-273
#Klaten, 23 Februari 2022
# MenulisdiKompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H