Memang harga kedelai akhir-akhir ini melonjak pesat, hingga mencapai angka Rp 11. 250 perkilogram.
Naiknya harga kedelai, tentunya menyulitkan perajin dan berdampak menurunnya produksi sekitar 50 persen.Â
Demi mempertahankan usaha tersebut, perajin juga harus menyiasati dengan memperkecil atau mengurangi takaran dari sebelum kedelai naik.
Seorang perajin tahu dari desa Kalangan, Kecamatan Pedan, Toni(60), mengatakan, siasat memperkecil ukuran ditempuh agar usahanya tetap bertahan hingga harga kedelai normal.
***
Â
Mengutip dari beberapa sumber, terkait aksi mogok perajin tahu dan tempe, karena pemerintah tidak mengabulkan tuntutannya.
Adapun tuntutan mereka adalah:
1. Harga tahu dan tempe dinaikan serta diumumkan pihak pemerintah Dengan begitu akan membantu perajin tahu.
2. Harga kedelai jangan naik setiap hari. Namun bisa stabil hingga  beberapa bulan.
3. Perajin meminta supaya pemerintah membentuk skema subsidi harga kedelai dipatok kisaran 9-10 ribu per kilogram.
Menyikapi aksi mogok saudara perajin tahu dan tempe ini, harapan saya semoga kelangkaan kedelai segera teratasi.
Sehingga kita bisa menikmati lauk sumber protein ini dengan suasana nyaman di hati. Meski bayang-bayang pandemi belum hilang dari bumi pertiwi.