"Mi, nyayur lodeh kluwih, rezekine ben linuwih. Koyo ngendika-ne Abdi dalem keraton Yogjakarta."
["Mi, masak lodeh kluwih, rezekinya biar berlebih seperti apa yang pegawai keraton Yogyakarta "]
Kala itu saya iyakan, selain penasaran dengan ucapan Mbah Surat, kluwih menjadi sayur favorit semenjak kecil.
Maka, sepekan sekali atau setiap di ada kluwih di penjual sayur, pasti saya membelinya. Terkadang langsung disayur. Namun, tak jarang diolah esok lusa.
Seperti kemarin lusa, saat memasak teringat kata-kata Mbah Surat. Maka, saya mencari tahu tentang filosofi lodeh kluwih.
***
Pawon Prabeya merupakan salah satu Pawon Ageng (dapur besar) yang biasa di gunakan untuk menyiapkan Dhaharan Dalem (hidangan sehari-hari untuk Sultan).
Adapun menu wajib yang harus terhidang adalah Lodeh Kluwih
Filosofi Lodeh Kluwih
Ditetapkannya Lodeh Kluwih menjadi sayur wajib memiliki alasan tersendiri.
Alasan pertama, sayur tersebut bisa dimasak siapa saja, dari kalangan masyarakat biasa hingga para bangsawan.Â