Mohon tunggu...
Yuliyanti
Yuliyanti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yuli adja

Yuliyanti adalah seorang Ibu Rumah Tangga memiliki kesibukan mengurus bisnis keluarga. Sebagai penulis pemula telah meloloskan 7 antologi. Penulis bisa ditemui di IG: yuliyanti_yuli_adja Bergabung di Kompasiana 20, Oktober 2020

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tujuan dan Manfaat Pendidikan Seks untuk Anak Usia Dini

20 Desember 2021   14:47 Diperbarui: 20 Desember 2021   15:03 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambarhttps://www.alodokter.com/pendidikan-seksual-untuk-anak

Tema admin kali ini membuat saya memutar ulang waktu yang berlalu. Suatu masa ketika peran seorang ibu dimulai setelah buah hati lahir.

Di keluarga, orang tua adalah pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Salah satu jenis pendidikan yang perlu diberikan oleh orang tua adalah Pendidikan Seksual Anak sejak dini.

Kebanyakan orang beranggapan bahwa pendidikan seksual merupakan hal tabu. Sehingga belum perlu dibicarakan pada anak sebelum mereka dewasa.

Makna seks dalam KBBI adalah, jenis kelamin. Maksudnya di sini jenis kelamin yang membedakan pria dan wanita secara biologis.

Sebagai orang tua, kita punya peran untuk mengenalkan serta mengajarkan Pendidikan tersebut pada buah hati melalui diskusi seputar hal-hal bersifat seksual.

Langkah ini dilakukan supaya anak mendapat informasi tepat dalam menyikapi arus globalisasi yang semakin transparan dalam segala hal.

Meski demikian, edukasi ini harus disesuaikan dengan usia serta tahap tumbuh kembang anak.

***

Masih terkenang dalam pelupuk mata kala buah hati lahir, hati begitu bahagia atas karunia dari Allah SWT.

Sebagai seorang ibu untuk pertama kalinya, saya belajar mengamati tahapan tumbuh kembang anak semenjak bayi hingga remaja. 

Ketika bayi lahir, peran pertama seorang ibu adalah memberi Air Susu Ibu(ASI). Dalam fase ini pendidikan seksual pertama kali diberikan kepada anak.

Menurut Simund Freud, pakar psikolog yang dikutip dari buku Ibu, dari Mana Aku lahir oleh Alya Andika, menyebut tahapan perkembangan anak berdasarkan kematangan fisiolokgis dari bagian tubuh tertentu.

Tahapan-tahapan(fase) ini disebut  Fase Oedipal.

Fase pertama adalah pragential, yaitu saat anak belum menyadari fungsi serta perbedaan alat kelamin antara pria dan wanita. Periode ini dibagi menjadi dua yaitu masa oral(0-2 tahun) dan anal (2-4 tahun)

1. Fase Oral (0 sampai sekitar 1 tahun)

Menurut pengalaman pribadi, masa oral ditandai anak dengan kepuasan yang diperoleh melalui daerah oral atau mulut.

Pada tahap ini, anak memperoleh informasi seksual melalui aktivitas mulutnya. Pada usia  0-1 tahun bayi mendapat perasaan nikmat ketika menyusu melalui ibunya.

Sedangkan pada usia 1-2 tahun anak cenderung antusias memasukan apa saja yang dilihat ke dalam mulutnya. Sebagai contoh ia akan memasukan ibu jari ke dalam mulutnya.

Sedangkan saat usia 2-3 tahun) anak akan merasakan kepuasan yang didapat melalui daerah anusnya. Saat di kamar mandi ia akan berlama-lama, serta seringnya menahan kencing atau buang air. 

Bahkan anak pernah menyentuh alat kelaminnya sendiri. Fase ini orangtua harus memberitahu nama-nama bagian tubuh, serta yang boleh dan tidak disentuh orang lain.

2. Fase Phallic (3 sampai 6 tahun)

Pada fase ini anak sudah menyadari perbedaan seks antara dirinya dengan temannya yang berbeda jenis kelamin. 

Kenalkan perbedaan diri anak dengan jenis kelamin lain sehubungan dengan identitas gender, bukan perbedaan peran gender.  

3. Fase Laten (7 sampai 10 tahun)

Anak juga sering mengalami fase laten yang umumnya berlangsung pada usia 6-10 tahun. Minat seksual berkembang menjadi berbagai bentuk perubahan dari kempuan psikis anak.

4. Tahap Genital ( 11 tahun ke atas)

Masa Genital dimulai dari usia 11 atau 13 tahun, di mana anak sudah memasuki usia remaja.
Pada masa ini ditandai dengan matangnya organ reproduksi anak.

Mulai ada ketertarikan dengan lawan jenis. Pada fase ini peran orang tua sangat penting untuk mendampingi anak saat mengalami banyak perubahan.

Akan tetapi sering kali orang tua tidak memahami tahab perkembangan psikoseksual.


***


Pengenalan ini sebagai dasar pendidikan seksual pada anak sejak dini.
Selain yang saya sebutkan di atas, sebagai orang tua harus memberi sentuhan kasih sayang.

Hadiah kecupan, peluk mesra serta rangkulan yang akan membuat anak belajar soal konsep good touch(sentuhan baik) dan true love(cinta sejati)

Anak yang mendapatkan sentuhan serta kasih sayang dari orangtua akan bisa membedakan mana sentuhan baik dan mana yang tidak baik.

***

Tujuan dan Manfaat Pendidikan Seks untuk Anak

Memberikan pendidikan seks kepada anak sedini mungkin, dengan tema serta cara penyampaian yang berbeda dengan orang dewasa sangat penting.

Hal ini bertujuan untuk mengenalkan kepada anak-anak tentang bahaya kejahatan seksual yang ada disekitar kita.

Selain itu untuk membekali buah hati cara menjaga dirinya sendiri juga orang lain dari ancaman tindak kejahatan seksual. 

Hal ini bertujuan untuk mengenalkan kepada putra-putri kita tentang bahaya kejahatan seksual yang ada disekitar kita.

Semoga buah hati kita terhindar dari tindak kriminal seksual. Sekian dari saya, semoga bermanfaat.

Referensi 

#Artikel Yuliyanti
#TopikPilihanPendidikanSeksPadaAnak
#TulisanKe-242
#Klaten, 20 Desember 2021
#MenulisDiKompasiana

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun