Selamat pagi pembaca Kompasiana yang berbahagia. Apa kabar? Sudahkah Anda memasak untuk hari ini? Bicara soal masakan, jadi ingin berbagi resep yang saya olah kemarin.
Saya memasak resep yang sederhana, unik, tetapi kaya manfaat, rasanya pun nikmat.
Cara mengolahnya gampang, bahan mudah didapatkan, karena salah satu bahannya tinggal metik di kebun sendiri.
Di kebun tumbuh subur pohon kenikir, meskipun kami tidak merasa menanamnya. Namun, setiap musim hujan tiba, maka selalu tumbuh dengan lebatnya.
Tentu tumbuh kembangnya pohon kenikir disertai rerumputan liar. Meski sudah dibersihkan, belum genap sepekan rumput liar tinggi menjulang.
Nah, kalau sudah melihat pemandangan seperti itu, tangan ibu gatal untuk segera membersihkannya.
Ya, setiap beliau berkunjung lalu menginap di rumah kami, selalu ada yang dikerjakan. Termasuk bebersih di gudang serta di kebun belakang.
Saat bebersih itulah, ibu memetik daun kenikir muda, sedangkan yang sudah berbunga dan tua untuk jatah kambing.
Beliau juga bilang, kenikir muda bisa dijadikan bahan sayur sambal goreng, dengan cara direbus terlebih dulu daunnya. Sedangkan air rebusan kenikir bisa dijadikan obat herbal.
'Hemmm...kalau kenikir disambal goreng bisa, berarati dimasak gulai, tentunya enak, dong? Coba ah. Nanti tinggal beli bahan pendamping.' Batin saya waktu itu.
***
Daun kenikir memiliki nama latin Cosmos caudatus. Tanaman ini awalnya berasal dari Amerika Latin, tapi juga bisa ditemukan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.