Mohon tunggu...
Yuliyanti
Yuliyanti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yuli adja

Yuliyanti adalah seorang Ibu Rumah Tangga memiliki kesibukan mengurus bisnis keluarga, Leader paytren, Leader Treninet. Sebagai penulis pemula telah meloloskan 7 antologi. Penulis bisa ditemui di IG: yuliyanti_leader_paytren Bergabung di Kompasiana 20, Oktober 2020

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Panti Jompo, Haruskah Menjadi Hunian Orang Tua Hingga Akhir Masa Seperti Bu Trimah? Begini Cara Saya Merawat Orang Tua

5 November 2021   23:08 Diperbarui: 8 November 2021   05:27 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambarhttp://www.kompas.com/tren/image/2021/11/02/113000765/kisah-trimah-ibu-yang-dititipkan-ke-panti-jompo-oleh-anak-anaknya-?page=1

Panti Jompo, haruskah menjadi hunian Orang Tua Hingga akhir masa seperti Bu Trimah?

 Mungkin benar kata pepatah; seorang ibu bisa mengasuh ketiga anaknya. Namun, belum tentu ketiga anaknya bisa merawat seorang ibu.



Mengutip dari Kompas. com, Kisah seorang ibu Trimah(69) yang dititipkan ke Panti Jompo oleh ketiga anaknya menjadikan sayatan sembilu di hati saat saya membacanya.

Cerita bermula, ketika surat pernyataan ketiga anaknya yang menitipkan ibundanya ke sebuah panti, viral di sosial media.

http://www.kompas.com/tren/image/2021/11/02/113000765/kisah-trimah-ibu-yang-dititipkan-ke-panti-jompo-oleh-anak-anaknya-?page=1
http://www.kompas.com/tren/image/2021/11/02/113000765/kisah-trimah-ibu-yang-dititipkan-ke-panti-jompo-oleh-anak-anaknya-?page=1


Dalam surat pernyataan tersebut tertulis;

 "Kami sepakat menyerahkan perawatan orang tua kami kepada Griya Lansia Husnul Khotimah Malang. Apabila orang tua kami meninggal dunia maka kami menyerahkan proses pemakaman orang tua kami kepada Griya Lansia Husnul Khotimah," demikianlah isi surat tersebut.


***

Berbakti kepada orang tua adalah salah satu ibadah yang diperintahkan Allah terhadap setiap ummat-Nya. Sebagai anak, sudah selayaknya kita senantiasa berbakti kepadanya.

Mengingat orang tua adalah orang yang meregang nyawa karena melahirkan kita. Tidak hanya sampai di situ, beliau juga mendidik, serta merawat kita sampai dewasa. 

Bahkan, kebaikan yang kita berikan tak sebanding dengan pengorbanan yang telah mereka lakukan.

Bukankah perintah untuk berbakti kepada orangtua sendiri telah dijelaskan dalam Al-Qur'an dan hadis?

Sebagaimana Allah Subhaanahu Wa Ta'alla sampaikan dalam firman-Nya:

 Dan Tuhanmu telah memetintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.

 (QS.Al Isra ayat 23)

Al-Qur'an jelas-jelas meletakkan perintah untuk berbakti, dan berbuat baik kepada kedua orang tua, setelah perintah mengesahkan ibadah kepada Allah SWT, sekaligus larangan untuk mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.

Berbakti kepada orang tua adalah amalan yang dicintai oleh Allah sesudah salat wajib pada waktunya.

Rasulullah SAW yang menyatakan hal ini dalam hadisnya:

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud ra., ia berkata: "Aku bertanya kepada Rasulullah SAW, amal apakah yang paling dicintai oleh Allah SWT. Beliau bersabda: "Shalat pada waktunya". Aku bertanya lagi lalu apalagi? Rasul bersabda: "berbuat baik kepada orang tua". Lalu aku bertanya lagi, kemudian apa ya Rasulallah SAW? Rasul bersabda: " Jihad di jalan Allah" (HR. Bukhari dan Muslim).

Lalu, jika kondisi anak sedang sibuk dan tidak mampu merawat dengan benar, bolehkah menitipkan orang tua di panti jompo?

Ulama berpendapat " Ada satu dosa yang kita perbuat di dunia, dan akan mendapat balasan di dunia dan akhirat, yaitu durhaka kepada orang tua," ucap Ustadz Abdul(UAS).

Menurut pengalaman pribadi, orang tua yang masih aktif ketika diminta tinggal bersama anaknya, beliau tidak mau berlama-lama. Apalagi bila dititipkan ke panti jompo.

Dulu, semasa Ibu Mertua masih hidup, beliau menempati rumah pribadi bersama kakak kandungnya. Ketiga anaknya sudah berpencar.

Kakak sebagai anak pertamanya(ipar saya) kebetulan rumahnya terdekat dekat dengan ibu. Jadi, kakaklah yang banyak merawat. Semoga Allah membalas baktinya.

Suami saya anak nomor dua, rumah kami agak jauh. Namun, saya dan suami sepekan sekali atau saat diperlukan pasti pulang. 

Berbeda dengan adik ipar, meski tinggal di rumah istrinya bisa dibilang kebih dekat dari saya. Apalagi sekolah tempatnya mengajar searah rumah ibu, jadi banyak kesempatan di rumah.

Suatu ketika beliau sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Ketiga putranya saling bergantian menjaga saat malam atau siang. 

Sedangkan para menantu wanita, berhubung masih punya anak kecil sesekali menjenguknya.

Begitu pun setelah pulang ke rumah, anak-anaknya tidak ingin melewatkan waktu dengan sia-sia. 

Meski jarak tempat tinggal saya dan ibu sekitar 12-15 km, namun takmenghalangi niat untuk berbakti hingga beliau berpulang ke rahmatullah.

***

Kembali ke kisah Bu Trimah, ketiga anaknya yang menitipkan orang tua ke Panti Jompo,  mungkin segala kebutuhan akan tercukupi dengan baik.

Namun, dalam hatinya yang paling dalam orang tua akan menangis karena jauh dari kerabat beserta anak cucu.

Para ulama menetapkan bahwa dasarnya tidak boleh menitipkan orang tua di Panti Jompo, kecuali dalam kondisi yang sangat terpaksa.

Pula berdasarkan keinginan, izin, ataupun kerelaan hati orang tua, serta tidak ada perlakuan buruk dari anaknya.

Menurut saya, sesibuk apapun kita, jangan sampai menelantarkan orang tua. Seperti contoh yang saya tulis di atas, anak-anak Bu Trimah terlihat mampu dalam segi ekonomi.

Jadi, seharusnya tidak menitipkan orang tua di Panti Jompo. Akan tetapi mencari perawat lansia yang profesional untuk merawat orang tua di rumah. 

Dengan begitu kita sebagai anak tetap bisa memantau keadaannya, sesekali merawat pula di rumah. Dengan begitu orang tua akan senang hatinya.

Sebab, di situlah letak ladang pahala kita. saat merawat orang tua sebagaimana mereka merawat kita sedari kecil.

Referensi 1,  2, 3

Sekian dari saya, semoga bermanfaat.

#ArtikelYuliyanti

#Tulisanke-215

#Klaten, 05 November 2021

#Menulis di Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun