Hari Kamis, 28 Oktober 2021, merupakan peringatan Hari Sumpah Pemuda.
Memorandum tersebut selalu dimaknai untuk mengenang semangat para pemuda yang meraih kemerdekaan Indonesia.
Dari tiga poin Sumpah Pemuda, salah satunya adalah gelora semangat berbahasa satu, bahasa Indonesia.
Bagaimana memaknai Sumpah Pemuda melalui berbahasa?
Wikipediawan Pencinta Bahasa Indonesia Ivan Lanin mengatakan, dalam Undang-undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan, terdapat tiga bahasa yang ada di Indonesia
Tiga bahasa tersebut adalah bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing.
Menurut Ivan, ada tiga cara dalam memaknai semangat sumpah pemuda melalui berbahasa.
"Yang paling utama adalah dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan benar. Karena bahasa adalah identitas nasional.Â
selain itu, perlu pelestarian bahasa daerah karena dialek tersebut mengandung kekayaan budaya Indonesia.
Melansir dari jatengpos.co.id, Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk beriteraksi dan mengidentifikasikan diri. Sebagai contoh; anak berkomunikasi pertama kali menggunakan bahasa dari ibunya.
Dialek yang digunakan seorang ibu untuk berinteraksi dengan anaknya, bisa berbahasa Indonesia, bahasa Jawa dan lain-lain tergantung ibunya.
Bahasa yang diterima anak tidak hanya di rumah saja. Mereka juga mendapatkan bahasa dari sekolah dan masyarakat. Anak mulai mendapat pelajaran bahasa yang baik dan benar di bangku sekolah.Â
Sekolah merupakan  bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar. Anak mendapatkan pendidikan bahasa semenjak Sekolah Dasar (SD) sampai sekolah menengah (SMP).
 ***
Suatu ketika, secara tidak sengaja saya mendengar alunan lagu yang didendangkan anak. Namun, lirik lagu tersebut tidak sama dengan aslinya. Saat saya tanya, ia hanya tersenyum.
Beberapa hari kemudian, lagu yang sama didendangkan lagi dengan riang. Lagi-lagi liriknya dipelesetkan, dan itu tidak bisa dibenarkan menurut saya.
Bunda, adakah yang mengalami hal serupa, lalu bagaimana tindakan Anda?
Terkadang anak bernyanyi tidak benar asal ikut teman-teman atau mendengar dari oramg lain.Â
Nah, begini cara saya  menyikapi saat anak melakukan kesalahan?
 1.Tegur dengan kasih sayang jaga perasaannya
Dalam keseharian, anak kerap tak luput dari kesalahan kecil. Salah satunya seperti yang saya tulis di atas.
Agar anak paham dengan kesalahannya, hindari mengkritik pribadi anak.Â
Misalnya dengan berkata seperti ini;
 "Memang Ibu dan Gurumu mengajarkan hal seperti itu, ke kamu?"
Bentuk kritikan negatif dapat membuat anak menganggap kesalahan adalah hal memalukan untuk diakui.
Akan tetapi, bila kita menegur dengan kasih sayang contoh dengan kata;
 "Sayang, apa ibu pernah mengajari bernyanyi seperti itu?"
Kalimat tersebut bakal membuat anak memahami kesalahannya, lalu kita tinggal mengarahkan untuk lebih baik.
2. Gunakan kata "seandainya"
Saat anak kesulitan untuk mengakui sebuah kesalahan, seperti mengganti kalimat dalam lagu atau dipelesetkan, hindari untuk memarahi anak.
Akan tetapi gunakan kalimat yang halus, namun menciptakan efek positif bagi anak di masa mendatang.
 Sebagai contoh misal dengan kata ini;
 "seandainya nama kamu yang bagus tetapi dipanggil dengan sebutan yang jelek, bagaimana reaksimu?"
Begitu juga dengan sebuah lagu, entah lagu daerah, kebangsaan atau yang lainnya. Bila dinyanyikan dengan alur tidak benar, maka si pencipta lagu akan kecewa.Â
"Apa ingin seperti itu, Nak?"
Nah, Anda bisa memilih kata-kata yang dapat menciptakan efek positif di masa mendatang.
3. Mengajarkan anak untuk terbiasa dan tidak malu mengakui kesalahan
Satu-satunya cara mengajarkan anak untuk terbiasa serta tidak malu mengakui kesalahan, akan membuatnya tumbuh sebagai pribadi yang terus memperbaiki diri.
Sebagai langkah terpenting selanjutnya ialah membantu memahami bahwa kesalahan harus diakui bukan dihindari dan semestinya segera diperbaiki.
Dengan cara sederhana sebagai contoh; Â orang tua bisa mengakui kesalahan dan memperbaiki.
Misalnya dengan berkata, "dulu bunda juga pernah mengalami kesalahan yang sama, tetapi nenek mengingatkan  bahwa kita harus menggunakan bahasa dengan benar, sekalipun sedang bernyanyi sendirian."
Nah, dengan begitu anak akan tau bahwa ia tidak sendirian, selanjutnya ia akan mencontoh orang tuanya untuk menjadi yang lebih baik lagi.
Kuncinya bukan bagaimana orang tua mendidik anak agar sama sekali tak lakukan kesalahan. Melainkan cara mengajarkan kepada bagaimana mengakui kesalahan dan memperbaikinya.
Nah, begitulah cara saya mengajarkan anak untuk mengakui kesalahan dan bisa belajar daribhal tersebut. Karena, semua itu cerminan dari salah satu ikrar Sumpah Pemuda.
Sekian dari saya, semoga bermanfaat. Salam hangat selalu.
#ArtikelYuliyanti
#TopikMemakniHariSumpahPemuda
#TulisanKe-211
#Klaten, 31 Oktober 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H