Mohon tunggu...
Yuliyanti
Yuliyanti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yuli adja

Yuliyanti adalah seorang Ibu Rumah Tangga memiliki kesibukan mengurus bisnis keluarga, Leader paytren, Leader Treninet. Sebagai penulis pemula telah meloloskan 7 antologi. Penulis bisa ditemui di IG: yuliyanti_leader_paytren Bergabung di Kompasiana 20, Oktober 2020

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pilkada Tarik Ulur Pesta Rakyat, Akan Mundur atau Tepat?

18 September 2021   22:03 Diperbarui: 19 September 2021   08:13 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiada angin pun hujan, pagi itu jelang sata beraktivitas adik ipar memberi kabar.

Lewat panggilan seluler ia mengabarkan, ada salah satu kandidat partai menawarkan pada saya atau pun suami untuk terjun ke kancah politik  Pemilu Pilkada 2024.

Saya hanya terpingkal-pingkal ketika adik nerocos menjelaskan terkait penawaran jadi Calon Anggota Legislatif(Caleg) Daerah pemilihan(Dapil) tempat tinggal saya.

Setelah capek ketawa, saya bilang sama adik. Bahwa saya apalagi suami tidak berminat terjun ke dunia politik.

"Ora ah! Karyawan ora mlebu siji wae wis repot, kok arep ngurus negoro.")**

Adik ipar saya yang menekuni bisnis sembako itu memang pintar dan berwawasan luas, meski hanya berpendidikan rendah. 

Saat musim Pilkada, beberapa kandidat partai berdatangan sekadar silaturahmi atau mengajak terjun. dalam dunia politik. 

Politik dalam bahasa Arab: , siyasah) berarti dari, untuk, atau yang berkaitan dengan warga negara) adalah proses pembentukan, pembagian kekuasaan dalam masyarakat.

Di antaranya berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.

Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik.

Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional.

Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda. Wikipedia.

***

Tidak terasa Pemilu Pilkada 2024 akan digelar. Namun, situasi negeri masih dalam masa pandemi, di mana pun kita berada masih harus menjaga protokol kesehatan terkait Covid-19.

Tarik Ulur Pesta Rakyat, Bakal Diundur atau Tepat?

Melansir dari Kompas.com. Komisi Pemilihan Umum(KPU) menegaskan pemilu dan Pilkada bakal digelar serentak pada tahun 2024.

Semua itu sesuai ketetapan undang-undang(UU) Nomor 7 Tahun 2017 dan kesepakatan tripartit kepemiluan yakni antara penerintah, DPR, dan penyelenggara Pemilu.

Hal itu disampaikan Komisioner KPU I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi menyikapi bergulirnya kabar yang menyebutkan bahwa pemilu dan pilkada serentak akan diundur dari tahun 2024 ke 2027.

Pemilu Pilkada atau yang disebut pesta rakyat, apakah bakal diundur atau tepat? Seperti apa yang disampaikan pihak terkait.

Karena di manapun berada pemilu identik dengan kampanye.

Dalam sejarah pengamatan saya, masa kampanye bagi pasangan calon wakil rakyat untuk mencari dukungan masyarakat diawali dengan cara bertatap muka.

Tatap Muka dinilai Bisa Mendongkrak Elektabilitas

Melansur dari rumahpemilu.org, Komisi Pemilihan Umum (KPU) berencana mengubah jadwal pemungutan suara Pemilu 2024.

Ketua KPU, Ilham Saputra menjelaskan, karena Pilkada serentak di seluruh daerah jiga diselenggarakan pada 2024, maka pemilu presiden dan pemilu Legislatif akan dimajukan jadwal pemungutan suaranya.

Bulan Februari atau Maret jadi pilihan waktu tahapan pemungutan suara pemilu presiden dan DPR, DPD, DPRD propinsi dan pemilu DPRD kabupaten/kota. Selengkapnya bisa disimak di Sini ya.

Pilkada akan diselenggarakan pada awal tahun 2024 dengan begitu para paslon sudah mengatur strategi dan siasat untuk melancarkan misinya.

Salah satu yang menjadi tarjet utama adalah mencari dukungan dari keluarga, kerabat, rekan  dalam satu jajarannya, juga kepada segenap lapisan masyarakat.

Bagi mereka yang membutuhkan suara pendukung rela mengunjungi satu demi satu pendukung yang kelak bakal memberikan suaranya.

Sebab, dengan cara tatap muka selain untuk menjalin silaturahmi antara caleg dan warga masyarakat juga dinilai lebih efektif dan bisa mendongkrak elektabilitas.

Menurut saya, tatap muka sedikit banyak berdampak menimbulkan kerumunan di mana-mana. 

Nah, sebaiknya saat melakukan pedekatan dari rumah ke rumah atau yang lebih dikenal masyarakat door to door, tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

Kesimpulan saya, seandainya Pekilu Pilkada tetap berlangsung serentak, semoga  berjalan lancar, juga para wakil rakyat yang terpilih mengedepankan urusan rakyat.

Sekian dari saya, salam sehat.

)** "Tidak ah! Karyawan tidak masuk satu saja sudah repot, kok mau mikir negara."

#ArtikelYuliyanti

#TulisanKe-186

#Klaten, 18 September 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun