Tempe besem jangan dibuang Bunda, dibikin balado saja, enak loh....
Pagi tadi saya ingin memasak lauk yang sangat mudah, yaitu tempe goreng.
Tempe sering kita temui di tukang sayur keliling, di pasar juga di supermarket. Tetapi saya lebih sering beli di penjual sayur.Â
Selain harga lebih murah, keberadaanya tempe tidak jauh dari rumah. Hanya membutuhkan beberapa langkah, dapat yang kita inginkan.
Namun, betapa kagetnya ketika bahan yang ingin saya sajikan sudah tidak menarik lagi. Tempe sisa kemarin sudah tua(besem) warna agak kekuningan.
Selain tidak menarik, saat digoreng pun nikmatnya hilang. Saya sempat berpikir akan mengganti dengan apa? Ada tiga bungkus tahu tapi untuk lauk siang hari.
Padahal dalam benak sudah tersirat nikmatnya sarapan dengan menu tersebut, yaitu nasi hangat dengan sambal tempe...aduh nikmate.Â
Tetapi apa boleh buat, terkadang yang kita harapkan tidak sesuai kenyataan.
Dalam pandangan saya, tempe tersebut masih bisa diolah menjadi lentho(atau yang lebih populer mendol) tetapi untuk lauk saya kurang menyukainya.
Kalau dibuat sambal lethok, ribet, keburu siang. Karena jarum jam sudah menunjukkan pukul 06:30 WIB, berarti tersisa waktu satu jam sebelum aktivitas.
 Waduhhh...galau ala emak-emak muncul.
Aha...ada ide. Kenapa nggak dibikin balado tempe saja.
Tempe adalah salah satu makanan tradisional khas Indonesia. Di tanah air sudah lama dikenal selama berabad-abad.
Makanan ini diproduksi dan dikonsumsi secara turun temurun, khususnya di daerah Jawa Tengah dan sekitarnya. Namun, sekarang sudah tersebar di belahan dunia.
Tempe merupakan makanan terbuat dari biji kedelai atau beberapa bahan lain yang diproses melalui fermentasi yang secara umum dikenal sebagai "ragi tempe".Â
Lewat sistem fermentasi ini, biji kedelai mengalami proses penguraian menjadi senyawa sederhana sehingga mudah dicerna.
Sejarah dan Perkembangan Tempe
Kata Tempe ditemukan pada manuskrip Serat Centhini jilid 3 yang menggambarkan perjalanan Mas Cebolang.Â
Kepergiannya dari Candi Prambanan menuju Pajang dan mampir di dusun Tembayat Kabupaten Klaten Propinsi Jawa Tengah.
Tembayat atau yang populer bernama Bayat merupakan Kota asal penulis. Di sana  tempat bersemayamnya Ki Ageng Pandan Arang(Pandanaran)
Kembali ke sejarah Mas Cebolang, pada waktu itu dijamu makan siang oleh Pangeran Bayat. Salah satu lauknya adalah Brambang Jae Santen Tempe. Selengkapnya bisa disimak di sini:
***
Indonesia merupakan produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia.
Tempe diolah dan disajikan sebagai aneka panganan siap saji dijual dalam kemasan. Kripik tempe salah satu contoh panganan populer dari tempe yang dijual dipasar.
Tempe yang sudah tua, bila digoreng biasa bisa hilang kelezatannya, tetapi masih bisa diolah hingga menjadi lauk pendamping nasi hangat yang lezat.
Nah, Anda penasaran?
Yuk, kita Mabar! Yuk kita Masak bareng!
Persiapkan terlebih dulu bahan dan bumbunya.
Tempe Besem Jangan dibuang! Bikin aja Resep Balado, Jadikan Menu Lebih Bervariasi Setiap Hari.
Bahan-bahannya:
- 9 bungkus tempe(tempe yang dibungkus daun pisang dan kertas).(1)
- Kupas tempe lepaskan talinya, lepas bungkusnya  buat guratan, susun diloyang.(2
- Marinasi selama 5-10 menit agar bumbu meresap.(2)
Bahan -bumbu halus:
- 1/2 buah bawang bombay cincang kasar
- 3 butut kemiri, sangrai terlebih dulu
- 9 siung bawang merah
- 5 siung bawang putih. Terdapat pada gambar(5)
- Minyak goreng untuk menumis
Bahan pelengkap
- 1 buah tomat pilih yang berwarna merah, supaya tidak asam(5)
- 7 buah cabai merah keriting,(saya kukus bersama tomat saat menanak nasi) lubangi plastiknya bagian atas.
- 3 sdm gula pasir
- 1 sdm kaldu jamur
- Sepucuk sendok garam
- Masako rasa sapi secukupnya
Cara membuatnya:
Ambil wajan, lelehkan blueband barbeque, tambahkan minyak.(3)
Setelah panas masukkan tempe, goreng dengan api sedang. Angkat, tiriskan.
Haluskan bawang merah, bawang putih dan bombay. Tambahkan kemiri, tomat dan cabai merah keriting, ulek hingga halus.(6)
Setelah halus susulkan cabai rawit utuh dan bubuk kaldu.(6)
Panaskan wajan yang sama, atau lainnya, beri minyak. Lalu tumis bumbu halus hingga beraroma harum.
Aduk-aduk, beri air sedikit demi sedikit, masukkan tempe, aduk lagi masak hingga kuah menyusut.(7)
Cicipi rasanya, setelah enak dan matang, matikan kompor.
Sajikan balado tempe dalam piring saji.(8)
Saatnya menyantap balado tempe, sandingkan dengan nasi hangat dan kerupuk, nah anget-anget saat menyantap dengan jari alias muluk tidak pakai sendok hum rasanya enak tenan.
Masyaa Allah, ini benar-benar nikmat. Tidak menyangka bila tempe yang sudah tua berwarna cokelat saat diolah jadi balado, rasanya lezat.
Padahal baru pertama mengolah, tadi sempat ragu kalau hasilnya tidak memuaskan.Â
Dalam penyajian ini, semua bumbu harus extra, karena tempe merupakan penghisap bumbu nomor 1 di dunia permasakan...hehehe
Hemmm...enak tenan pokok-e. Perpaduan rasa manis, asam dari tomat yang belum masak serta gurih kemiri serta kaldu sapi sangat pas, membuat olahan ini benar-benar lezat.Â
Saya hampir tidak percaya kalau habis 2 potong tempe untuk menu pagi dan siang hari. Hehehe...
Yang lain juga menikmatinya meski ada orak-arik yang takkalah menarik.
Sekian dalam berbagi resep ini, selamat mencoba, ya! Salam hangat dan tetap bahagia.
Ide memasak Yuliyanti
#ResepBaladoTempeJadikanMenuLebihBervariasi
#KreasiDapurYuliyanti
#TulisanKe-183
#Klaten, 14 September 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H